Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara itu, Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Mulianto mengungkapkan, untuk tahun ini perusahaan masih menetapkan target produksi di kisaran 17,5 juta ton hingga 18,8 juta ton.
Adapun, penjualan ditargetkan sebesar 20,5 juta ton hingga 21,5 juta ton.
"Saat ini kinerja operasional dari usaha batubara tetap akan berkontribusi cukup signifikan. Sepanjang kuartal I 2022 ITMG memproduksi batubara sebanyak 3,8 juta ton," ungkap Mulianto dalam keterangan resmi, Rabu (18/5).
Mulianto mengungkapkan, kinerja produksi tersebut dilakukan ditengah tantangan cuaca buruk dan hujan ekstrem.
Adapun, ITMG membukukan penjualan batubara sebanyak 4,3 juta ton pada tiga bulan pertama tahun ini.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,3 juta ton dijual ke Tiongkok, 0,9 juta ton dijual ke dalam negeri, 0,6 juta ton ke Jepang, O,4 juta ton ke Bangladesh, Filipina sebanyak 0,3 juta ton dan Thailand sebanyak 0,3 juta ton. Penjualan juga dilakukan ke beberapa negara lain di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan serta Oseania.
Mulianto mengakui memang banyak rumor terkait potensi permintaan ekspor dari pasar eropa. Kendati demikian, sejauh ini belum ada permintaan yang masuk.
Baca Juga: Kenaikan Harga Batubara Mengintai Kinerja Emiten Semen
"Tetapi kita sedang juga jajaki jika ada kemungkinan itu. Tapi untuk memenuhi kebutuhan yang sekarang pun juga lumayan cukup sih," terang Mulianto.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira mengungkapkan, untuk tahun ini Adaro masih menargetkan produksi batubara sesuai panduan yang ditetapkan.
"Target produksi batubara sebesar 58 juta ton hingga 60 juta ton," ujar Ira, Selasa (17/5).
Produksi batubara ADRO hingga kuartal I 2022 tercatat sebesar 12,15 juta ton. Ira melanjutkan, komposisi penjualan domestik Adaro pada kuartal I 2022 mencapai 30%. Ia memastikan, perusahaan akan senantiasa mengikuti ketentuan DMO. Adapun, komposisi penjualan untuk pasar ekspor mencapai 70%.
"Wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara menduduki posisi tertinggi untuk destinasi ekspor yang masing masing mengambil porsi 27% dan 17%, lalu India 13% penjualan, China 10%, dan sebanyak 3% ke negara-negara lainnya," jelas Ira.
Sementara itu, Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga mengungkapkan, produksi batubara hingga kuartal I 2022 mencapai 3 juta ton. Selain itu, manajemen juga masih dengan target semula. "Tidak ada rencana revisi RKAB sampai saat ini," terang Adrian, Selasa (17/5).
Dalam catatan Kontan.co.id, ABMM menargetkan produksi dan penjualan batubara tahun ini minimal sebesar 14 juta ton. Adrian menambahkan, harga komoditas batubara untuk tahun ini diprediksi akan tetap terjaga di level yang baik.
Selain itu, ABMM juga telah memenuhi ketentuan pemenuhan batubara untuk dalam negeri. "DMO kami di Kalsel sudah melampaui target," kata Adrian.
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Ricky Fernando mengungkapkan, produksi batubara sepanjang kuartal I 2022 secara total mencapai 8,1 juta ton.
Dari jumlah tersebut, Kideco memproduksi sebesar 7,7 juta ton dan MUTU memproduksi 400 ribu ton. Di sisi lain, Ricky memastikan saat ini perusahaan tengah mengkaji untuk rencana perubahan produksi.
"Saat ini kami masih melakukan evaluasi secara internal terkait hal tersebut," kata Ricky kepada Kontan, Selasa (17/5).
Ricky melanjutkan, dengan kondisi harga saat ini dan permintaan ekspor yang cukup kuat maka harga batubara diperkirakan masih akan berada dilevel positif untuk sisa tahun ini. Di sisi lain, pada kuartal I 2022 INDY mengalokasikan 32% hasil produksi Kideco untuk kebutuhan dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News