Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga emas global memicu lonjakan permintaan logam mulia di dalam negeri. Holding BUMN pertambangan MIND ID pun memperkuat strategi dengan menggenjot cadangan dan produksi emas melalui dua entitas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Freeport Indonesia.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengungkapkan, untuk menjawab lonjakan permintaan, MIND ID mempercepat eksplorasi dan penguatan cadangan melalui ANTAM dan Freeport.
Saat ini, tambang emas ANTAM di Blok Pongkor diproyeksikan memiliki umur tiga hingga empat tahun. Namun, ANTAM telah memetakan potensi cadangan baru di sejumlah wilayah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Beberapa prospek tambang baru tersebut ditargetkan mulai direalisasikan dalam waktu dekat.
"Kebutuhan emas memang meningkat secara signifikan. Kami terus memperkuat integrasi agar kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi dari sumber daya mineral dalam negeri, ujar Dilo dalam keterangan resmi, Senin (21/4).
Di sisi lain, Freeport Indonesia memiliki umur tambang sekitar 20 tahun, dan memproduksi emas 50-60 ton per tahun melalui fasilitas pemurnian logam mulia (Precious Metal Refinery/PMR) di Gresik.
Dilo memastikan MIND ID berkomitmen menjaga ketersediaan emas nasional, yang saat ini mencapai kebutuhan sekitar 70 ton per tahun.
Baca Juga: MIND ID Dorong Investasi Emas Digital Lewat Brankas LM
“Ekspansi cadangan sangat diperlukan. Kami berkomitmen untuk memastikan kebutuhan emas domestik yang mencapai sekitar 70 ton per tahun dapat terus terpenuhi dari hasil produksi mineral dalam negeri,” tutupnya.
Adapun, tingginya minat masyarakat terhadap emas mendorong optimalisasi platform investasi digital Brankas LM. Platform ini memungkinkan pembelian emas fisik secara digital, yang dapat dikonversi ke bentuk fisik atau dijual kembali kapan saja.
"Permintaan investasi emas saat ini sangat tinggi, dan ini menjadi momentum yang tepat untuk mengoptimalkan platform Brankas LM," ujar Dilo.
Tren ini tak lepas dari pergeseran bank sentral global yang mulai mengalihkan cadangan devisa ke emas, sebagai respons atas ketidakpastian ekonomi dunia. Dilo mencatat, tren tersebut turut mendorong kenaikan harga emas, baik di pasar internasional maupun domestik.
Selain itu, penguatan nilai tukar dolar AS menjelang periode pembayaran utang luar negeri dan pembagian dividen emiten turut memperkuat sentimen pasar terhadap emas sebagai aset safe haven.
Baca Juga: MIND ID Perhitungkan Dampak dari Mandat Hilirisasi Batubara jadi DME
Selanjutnya: AS Keluhkan Praktik Bea Cukai Indonesia, Hambat Perdagangan dan Berisiko Korupsi
Menarik Dibaca: 7 Cara Mengobati Asam Urat di Kaki yang Efektif, Layak Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News