kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan keramik CAKK terdorong safeguard


Jumat, 29 Maret 2019 / 20:09 WIB
Permintaan keramik CAKK terdorong safeguard


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasca pemberlakuan tarif bea masuk untuk keramik impor, produsen keramik lokal mulai merasakan dampak yang positif. Paling tidak hal tersebut tercermin dari perolehan bisnis PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) sampai akhir tahun kemarin.

Mengulik laporan keuangan tahun 2018, revenue perseroan bertumbuh 29,8% year on year (yoy) menjadi Rp 274 miliar, dimana pada tahun sebelumnya hanya Rp 211 miliar. "Dampak safeguard sudah mulai terasa, maka pemintaan pun mulai naik," ujar Juli Berliana, Direktur PT CAKK kepada Kontan.co.id, Jumat (29/3).

Sementara itu dari segi beban pokok penjualan, kenaikan yang terjadi kisaran 22% dari Rp 192 miliar di 2017 menjadi Rp 235 miliar di 2018. Namun demikian, laba kotor selama 2018 masih tercatat besar sebanyak Rp 39 miliar atau tumbuh lebih dari 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 19 miliar.

Alhasil pengurangan dari pos beban lainnya tak mampu menggerogoti keuntungan CAKK, dimana laba bersih yang berhasil perseroan dapatkan ialah Rp 28,2 miliar di tahun kemarin. Jumlah tersebut naik berkali lipat dibandingkan periode tahun lalu yang hanya Rp 1,3 miliar saja.

Menuju periode lebaran nanti, CAKK akan berhadapan dengan larangan angkutan baran non sembako. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata Juli, sejak 2 bulan sebelum lebaran perseroan telah memaksimalkan pengiriman atau pendistribusian barang.

Adapun penjualan ritel masih menjadi tulang punggung CAKK sebanyak 85%-90% dari total revenue di 2018. CAKK juga masih berfokus pada segmen produk middle up.

Strategi pemasaran produk ini dipilih mengingat cost yang tidak sedikit jika harus memproduksi massal dalam bentuk segmen produk low end. Hal ini tampaknya mempengaruhi operational cost pabrikan sehingga margin keuntungan yang didapat lebih maksimal.

Juli mengatakan CAKK semakin optimis mematok target pertumbuhan kisaran 10%-15% di 2019 ini. Perusahaan tahun ini pun hanya menggelontorkan capital expenditure (capex) senilai Rp 10 miliar untuk perbaikan mesin.

Oleh karenanya CAKK saat ini baru memiliki satu pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebesar 9,18 juta unit per tahun. Kedepan dalam beberapa tahun diharapkan kapasitas produksi dapat meningkat hingga 30% dengan menambah mesin baru lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×