Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
Hal itu turut diamini oleh salah satu pejabat dari Kementerian Perdagangan Korea Selatan. Ia mengatakan bahwa layanan cloud mendorong penjualan chip server, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Venture Beat, Senin (30/3/2020).
China, negara yang paling awal menyelenggarakan karantina akibat wabah corona, lebih dulu mengalami peningkatan permintaan chip server. Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa di sana, seperti Alibaba, Tencent, dan Baidu, bergegas merespons kebijakan pemerintah setempat kala itu yang melakukan karantina wilayah.
"Perusahaan cloud membuka platform mereka, membuka pintu bagi pengguna lama dan baru untuk menggunakan sumber daya mereka lebih banyak secara gratis untuk mendukung operasi ini," kata analis Canalys, Yih Khai Wong.
Harga chip naik
Menurut Wong, apa yang dilakukan perusahaan telekomunikasi China menjadi preseden baik bagi negara-negara yang sekarang sedang mengalami karantina wilayah. Tingginya permintaan akan infrastruktur cloud turut mendorong kenaikan harga chip.
Baca Juga: Pasien meninggal positif virus corona pada 23 Maret 2020 hanya satu orang
Harga chip DRAM dilaporkan naik 6 persen sejak 20 Februari lalu, menurut data dari situs pelacak harga DRAMeXchange. Selain karena permintaan tinggi, kenaikan harga juga disebabkan oleh tersendatnya pasokan.
Dari survei yang dilakukan asosiasi kelompok dagang industri elektronik, IPC International, sekitar 69 persen produsen elektronik, memprediksi kemungkinan keterlambatan pemasokan yang memakan waktu rata-rata tiga minggu.
Setengah dari responden berharap bisnisnya kembali normal sekitar bulan Juli mendatang. Tiga perempat responden lainnya memperkirakan bisnisnya kembali normal bulan Oktober mendatang. (Wahyunanda Kusuma Pertiwi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Permintaan Laptop Terdongkrak Akibat Kerja dan Belajar dari Rumah",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News