kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan lesu imbas corona, harga batubara acuan April turun jadi US$ 65,77 per ton


Selasa, 07 April 2020 / 07:00 WIB
Permintaan lesu imbas corona, harga batubara acuan April turun jadi US$ 65,77 per ton


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona (Covid-19) mempengaruhi harga batubara yang tercermin dalam Harga Batubara Acuan (HBA). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan, HBA April 2020 sebesar US$ 65,77 per ton.

Angka itu turun US$ 1,31 dari HBA Maret yang ada di US$ 67,08 per ton. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, berkurangnya konsumsi listrik di negara-negara terdampak Covid-19, mengakibatkan permintaan batubara di negara-negara tersebut turun sehingga berdampak pada terjadinya sedikit over supply batubara secara global.

Baca Juga: Harga batubara turun tipis terpapar virus corona

"Kebijakan work from home di beberapa negara mengakibatkan konsumsi listrik di beberapa ibukota dan pusat bisnis menurun yang berpengaruh pada turunnya permintaan batubara," terang Agung dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/4).

Kondisi itu mempengaruhi penurunan empat indeks harga batubara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

"Rata-rata indeks bulanan ICI turun 2,66%, Platt's turun 2,75%, GCNC turun 1,77%, NEX turun 0,66%. Karena keempatnya mengalami penurunan maka HBA yang dipengaruhi keempat indeks tersebut dipastikan juga ikut turun," sambung Agung.

Nilai HBA diperoleh rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

"Dari perhitungan rata-rata keempat indeks tersebut, angka HBA diusulkan menjadi US$ 65,77 per ton, atau turun US$ 1,31 dari HBA Maret yang ada di angka US$ 67,08 per ton," ungkap Agung.

Baca Juga: Wabah Corona Turut Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bukit Asam (PTBA)

Sejak turun bulan Januari 2020 yang mencatatkan angka US$ 65,93 per ton (turun dari US$ 66,30 di Desember 2019), HBA mengalami fluktuasi, naik di Februari (US$ 66,89) dan Maret (US$ 67,08), dan kembali turun di bulan April 2020 ini.

HBA bulan April 2020 ini akan digunakan untuk penjualan langsung (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×