Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligent (AI) dan machine learning kian akrab dengan dunia e-commerce. “Adopsi artificial intelligent dan machine learning membantu pembeli mengambil keputusan lebih cepat, terutama bagi produk fesyen. Sementara di sisi penjual, juga membantu mereka dalam menawarkan aktifitas promosi yang tepat,” ungkap CEO Yuna & Co Winzendy Tedja, dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Yuna adalah aplikasi fesyen matchmaking pertama di Indonesia menggunakan artificial intelligent dan machine learning. Melalui chatbot, Yuna mempelajari gaya fesyen, preferensi pengguna dan memadankannya dengan item-item yang ditawarkan oleh merek-merek fesyen. Berbasis chat message, mulai proses awal pendaftaran, pemilihan gaya yang sesuai, hingga memandu ke brand yang sesuai, chatbot Yuna cukup aktif tampil di aplikasi, membantu pengguna layaknya asisten pribadi yang sesungguhnya.
Pria yang akrab disapa Zendy itu menciptakan Yuna bersama Antonius Murdhani (CXO) dan Roy Prawira (CTO) pada Oktober 2016, Ketiganya mendorong diri mereka dengan inovasi teknologi, pengalaman pengguna (user experience) dan model bisnis, membawa pemikiran baru untuk menjembatani kesenjangan yang ada dalam kategori menggunakan kreativitas.
Bersamaan dengan diperkenalkan Yuna versi iOS bulan Mei 2017 lalu, aplikasi ini mendapat sponsor dari Garena untuk membuka booth di Tech in Asia Singapura. Bulan Juli 2017 versi aAdroid tersedia untuk diunduh dan Yuna bergabung di project Alpha dalam pameran RISE conference Hong Kong. Yuna diberi kesempatan berkompetisi diantara 15 start up teratas di kompetisi G-Startup. Pada bulan November 2017 Yuna phase kedua meluncur, yakni memberikan kesempatan wanita agar dapat memiliki perjalanan yang komplit dari tahap pencarian sampai pembelian. “Yuna dibuat untuk membuat dunia fesyen inklusif bagi semua orang. Visi kami agar Yuna membantu memberdayakan para wanita melalui fesyen,” katanya.
Saat ini telah bergabung 32 merek, lebih dari 500.000 SKU’s memungkinkan jutaan mix and match yang cocok. Ditargetkan pada kuartal kedua 2018 mendatang, Yuna bisa mendapatkan sekitar 100 brand lokal dan asing yang terdaftar. "Semakin sering pengguna berinteraksi dengan platform, artificial intelligent yang lebih pintar dan lebih intuitif akan menjadi dan semakin akurat dalam mejodohkan," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News