Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Tedy Gumilar
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) bakal menambah 26 Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPB) Vi-Gas tahun ini. Fasilitas tersebut dibangun di beberapa daerah di Jawa.
Vice Presiden Domestic Gas Pertamina, Basuki Trikora Putra memerinci, ke 26 SPB tersebut berada di Jabodetabek sebanyak 8 unit, 14 di Jawa Barat, 2 di Jawa Tengah, dan 2 di Jawa Timur. SPB Vi-Gas itu akan terintegrasi dengan SPBU yang sudah ada. Kalau semuanya beres, Pertamina akan mengoperasikan total 44 SPB Vi-Gas di Jawa.
’’Semakin banyak SPB Vi-Gas, makin dekat dengan konsumen. Diharapkan merangsang pertumbuhan pengguna,’’ kata dia di Kantor Pertamina, Jumat (6/2).
Untuk program itu, Basuki mengatakan, butuh Rp 2 miliar tiap SPB Vi-Gas. Lantaran ada 26 SPB Vi-Gas yang disiapkan, berarti Pertamina perlu mengeluarkan uang Rp 52 miliar.
Basuki mengatakan, nilai investasi itu harus ditanggung sendiri karena SPB Vi-Gas belum menarik minat investor swasta. Meski demikian, bukan berarti gas untuk kendaraan itu hanya berdiri di SPBU milik Pertamina. Namun ia memastikan gas bisa di dapat di SPBU swasta.
Selain mendekatkan diri dengan konsumen, Basuki punya trik lain untuk meningkatkan penjualan Vi-Gas. Caranya, dengan mengandeng organda, penyedia jasa layanan taksi, sampai angkutan kota. Pertamina membuat memorandum of understanding (MoU) supaya kendaraan-kendaraan umum itu dipasangi converter kit. ’’Di Bandung dan Jawa Barat sudah ada target 50.000 angkutan kota dan taksi,’’ jelasnya.
Tidak hanya di kawasan barat, Basuki juga menyebut akan menggandeng pasar serupa di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta, Solo, dan Bali. Dengan operator taksi, Pertamina tengah menjajaki kerja sama dengan Blue Bird dan Express.
Dari kerja sama itu, dia berharap pertumbuhan pemakai Vi-Gas bisa meningkat setidaknya 10% - 15%. Selama ini, konsumsi Vi-Gas setahun baru mencapai 800 metrik ton. MoU, lanjut Basuki, juga bisa menekan jumlah pemakai yang angin-anginan. ’’Konsumennya on-off, makanya perlu terus didorong,’’ tuturnya.
Meski begitu, Basuki mengakui Vi-Gas memang tidak mudah diterima oleh pengguna. Musuh utama adalah mahalnya harga converter kit yang mencapai Rp 15 juta. Jadinya, disparitas harga dengan Premium yang mencapai Rp 1.500 per liter atau Rp 2.900 per liter dengan Pertamax belum dianggap menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News