Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Keinginan PT Pertamina (persero) untuk mulai berinvestasi di Blok Mahakam belum mendapatkan lampu hijau dari Total E&P Indonesie (TEPI) selaku operator di blok tersebut. Padahal keikutsertaan Pertamina dalam investasi di Blok Mahakam bisa membantu produksi blok tersebut setelah tahun 2017 di mana kontrak operator lama berakhir.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, inisiatif Pertamina untuk berinvestasi di blok tersebut, karena dalam dua tahun terakhir TEPI telah menurunkan investasinya di blok tersebut.
"Situasi yang mengancam adalah dalam dua tahun ini, TEPI menurunkan investasinya, sehingga tentu saja akan berdampak di produksi 2018. Kalau Pertamina investasi dulu mulai 2017, penurunan bisa kami tekan," jelas Dwi, Rabu (29/6).
Namun, hingga saat ini, Pertamina belum mendapatkan persetujuan untuk berinvestasi di blok Mahakam tahun depan. Dwi mengakui, persetujuan investasi tersebut hak penuh TEPI. "Kami tidak punya hak untuk itu. Kami tunggu welcoming dari Total, karena perjanjiannya baru awal 2018 kami baru masuk. Ini jadi kendala proses alih kelola Mahakam," jelas Dwi.
Meski begitu, saat ini, Dwi bilang, pihak TEPI dan Pertamina terus melakukan diskusi. Pastinya, Dwi bilang, pihak top management Total sudah menyatakan akan memberikan dukungan dalam proses alih kelola dengan sebaik-baiknya.
Pertamina juga sudah menghitung jumlah investasi di Blok Mahakam. Menurut Dwi, biaya investasi di blok Mahakam setiap tahun sekitar US$ 2,5 miliar. "Nanti kami lihat seberapa kami bisa. Sekarang masih dalam pembicaraan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News