kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina berhasil menembus target produksi polytam pada tahun 2020


Rabu, 17 Maret 2021 / 17:35 WIB
Pertamina berhasil menembus target produksi polytam pada tahun 2020
ILUSTRASI. Pekerja memasang anak tangga untuk melakukan perawatan?gedung kantor pusat Pertamina?di?Jakarta, Selasa (21/3). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target rencana kerja Pertamina untuk produksi polytam di tahun lalu sukses ditembus hingga level 103,8%. Capaian tersebut turut didukung produksi polytam di kilang Plaju, Sumatera Selatan (Sumsel) yang mencapai 46.702 ton sepanjang tahun lalu. 

Capaian tersebut sekaligus mencerminkan fokus perusahaan untuk menjadi pebisnis petrokimia unggulan di masa depan, mengingat kilang Pertamina terus meningkatkan kinerja untuk menghasilkan produk petrokimia bernilai tinggi. 

Polytam sendiri merupakan bahan baku plastik jenis polypropylene/polipropilena (PP) yang telah diluncurkan di kilang Plaju, sejak 2017. Produk plastik yang dihasilkan dari polytam diklaim berkualitas tinggi dan memiliki sejumlah keunggulan, seperti lebih tahan panas dan oksidasi, memiliki warna yang lebih putih dan bening, lebih mengkilat, serta lebih mudah dibuka (bila dijadikan kemasan plastik). 

Baca Juga: Harga minyak mentah dan CPO atraktif pekan ini, ini rekomendasi saham pilihan Mirae

Selain itu, plastik yang dibuat dari Polytam aman meski bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman sehingga dapat digunakan sebagai wadah, kemasan, serta peralatan makanan dan minuman. 

Berbeda dari plastik jenis PET (polietilena tereftalat) yang jamak dijadikan produk plastik sekali pakai, misalnya botol air minum dalam kemasan, plastik yang berasal dari Polytam dapat digunakan berkali-kali tanpa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan. Karena aman, Polytam juga menjadi bahan baku mainan anak-anak dan digunakan dalam industri obat-obatan. 

Sifat Polytam PP yang tidak sekali pakai juga mendukung prinsip keberlanjutan dalam konsep circular economy, yaitu mengurangi sampah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Pada model circular economy yang berbeda dari ekonomi konvensional dengan model ambil-pakai-buang, segala emisi dan energi yang terbuang diminimalisasi dengan meningkatkan durasi penggunaan dan umur produk. 

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Ifki Sukarya mengungkapkan, capaian yang produksi Polytam di kilang Plaju yang berumur lebih dari seabad itu turut menambah catatan prestasi, dimana target rencana kerja tahun lalu tembus hingga 103,8%.

Pencapaian kilang Plaju tersebut turut menjawab kebutuhan industri plastik nasional akan produk PP berkualitas tinggi di tengah pandemi Covid-19. Meskipun begitu, Ifki menambahkan kalau Asosiasi Produsen Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) mencatat kenaikan permintaan produk plastik hilir, khususnya yang terkait industri makanan, minuman, dan kesehatan. 

Baca Juga: FSRU Jawa Satu bakal bantu kebutuhan energi di Jamali

Dia menambahkan, capaian produksi polytam ini semakin menguatkan komitmen kontribusi lini bisnis pengolahan dan petrokimia Pertamina dalam pemenuhan bahan baku plastik dalam negeri dan pengurangan ketergantungan pada impor. 

“Inilah wujud semangat Energizing You yang dicanangkan Pertamina sejak perayaan HUT-nya Desember 2020. Kami berkomitmen untuk terus menggerakkan perekonomian negeri ini,” tegas Ifki dalam keterangan resmi, Rabu (17/3). 

Selain itu, Ifki mengungkapkan bahwa produksi Polytam dari kilang Plaju bersinergi dengan unit usaha dalam subholding Refining & Petrochemical Pertamina lainnya, yaitu PT Polytama Propindo (Polytama). 

Polytama—yang dimiliki oleh PT Tuban Petrochemical Industries yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero)—sendiri merupakan produsen polipropilena resin terbesar kedua di Indonesia, bahkan satu-satunya di Asia Pasifik yang memproduksinya dalam bentuk granule (butiran).

“Sinergi antar-anak perusahaan Pertamina Group tidak hanya meningkatkan keandalan produk, tetapi juga pasokan untuk lebih jauh mendukung perekonomian nasional,” pungkasnya. 

Selanjutnya: BPH Migas optimistis proyek pipa gas Cirebon-Semarang akan terlaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×