Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Dia memberi contoh, pengembangan panas bumi mengalami beberapa tantangan, salah satunya letak sumber energi yang sulit dijangkau dan minim infrastruktur.
Selama ini, risiko-risiko panas bumi dibebankan kepada investor. Baru akhir-akhir ini saja pemerintah punya rencana menanggung risiko eksplorasi panas bumi.
Lantas, selagi investor masih enggan berinvestasi, maka ini menjadi kesempatan bagi Pertamina sebagai pelopor pengembangan EBT, apapun jenisnya.
“Ini menjadi peluang untuk membuktikan bahwa pengembangan EBT adalah hal yang visible selama didukung oleh teknologi yang memadai,” imbuh dia, hari ini (8/12).
Fahmy pun berharap Pertamina benar-benar serius berkomitmen dalam mengembangkan EBT di Indonesia. Dengan berbekal sumber daya yang lebih memadai dibandingkan perusahaan lain, Pertamina mesti bisa memastikan bahwa program-programnya di sektor EBT dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
Sekadar informasi, Pertamina berencana menambah portofolio bisnis Subholding Power & New Renewable Energy (NRE) mencapai 40 gigawatt (GW) hingga tahun 2026 nanti. Dari jumlah tersebut, 10 GW berupa pembangkit listrik energi bersih sedangkan 30 GW berupa pabrik baterai kendaraan listrik dan panel surya.
Baca Juga: Potensi melimpah, Pertamina berkomitmen terus kembangkan EBT di Indonesia
Adanya peningkatan portofolio EBT tersebut diproyeksikan dapat menambah kontribusi pendapatan Pertamina sebesar US$ 8 miliar. Adapun untuk mencapai target tersebut, Pertamina membutuhkan investasi sebanyak US$ 15 miliar hingga tahun 2026 mendatang.
Untuk saat ini, mayoritas portofolio bisnis EBT Pertamina berasal dari proyek-proyek panas bumi melalui Pertamina Geothermal Energy (PGE).
PGE telah memiliki kapasitas pembangkit operasional sendiri sebanyak 672 megawatt (MW). PGE juga mengelola kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 1.205 MW lewat skema joint operation contract (JOC). Perusahaan ini pun tengah mengawal eksplorasi dan pengembangan proyek panas bumi berkapasitas 495 MW.
Sementara itu, kontribusi kapasitas pembangkit dari Pertamina Power Indonesia (PPI) sekarang mencapai 1.774,15 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News