Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana gasifikasi dari bahan bakar minyak (BBM) ke Liquefied Natural Gas (LNG) untuk pembangkit milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, gasifikasi terhadap 52 pembangkit itu dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama akan merampungkan lima pembangkit di tahun ini.
Nicke bilang, total kapasitas dari 52 pembangkit tersebut berkisar di angka 1.870 Megawatt (MW). Menurut dia, pasokan gas yang diperlukan untuk gasifikasi tersebut sekitar 167 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD).
Selain memberikan penghematan untuk PLN, gasifikasi ini akan meningkatkan serapan gas domestik yang saat ini baru mencapai 60%. "Konsumsi gas domestik baru 60%, ini akan meningkat. Nanti produksi akan naik, jadi ini win-win, bagi kami ada kepastian serapan dan PLN ada penghematan," ujar Nicke.
Baca Juga: Teken HoA gasifikasi 52 pembangkit dengan Pertamina, PLN hemat Rp 4 triliun per tahun
Adapun, Pertamina selaku holding migas BUMN memandatkan kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk menyediakan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG pembangkit ini. PGAS merupakan subholding gas BUMN.
Lebih lanjut, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGAS Syahrial Mukhtar mengatakan, untuk gasifikasi ini diperlukan biaya investasi sekiatr US$ 1,3 miliar - US$ 2 miliar. Investasi itu diperlukan untuk pembangunan infrastruktur seperti unit regasifikasi.
"52 titik (pembangkit) semuanya harus dibangun regasifikasi unit, karena untuk mengubah LNG menjadi gas," ungkapnya.
Terkait sumber pendanaan, Syahrial masih belum mengungkapkan detail skema pendanaan yang akan digunakan. Yang jelas, sambungnya, investasi tersebut akan ditanggung oleh Pertamina Group.
"Kami bicaranya Pertamina Group, kami akan sama-sama membangun. Setelah ini kami bahas mengenai skema-skema finansialnya," tandas Syahrial.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini bilang, dengan pengubahan dari BBM ke LNG ini, perusahaan setrum tersebut bisa menghemat biaya operasi sekitar Rp 4 triliun per tahun.
Baca Juga: Normalkan 2.485 gardu distribusi, PLN pastikan kelistrikan Jakarta dan Banten
Mengingat, biaya operasional (opex) PLN untuk pembangkit BBM sebelumnya berkisar di angka Rp 16 triliun, dan akan berkurang menjadi Rp 12 triliun per tahun melalui gasifikasi ini.
"Kami mengubah yang tadinya opex dalam bentuk BBM menjadi opex gas. Dari sisi kami penghematan Rp 4 triliun," jelas Zulkkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News