kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Teken HoA gasifikasi 52 pembangkit dengan Pertamina, PLN hemat Rp 4 triliun per tahun


Kamis, 27 Februari 2020 / 20:37 WIB
Teken HoA gasifikasi 52 pembangkit dengan Pertamina, PLN hemat Rp 4 triliun per tahun
ILUSTRASI. PLN jalin kerjasama dengan Pertamina untuk penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) untuk pembangkit tenaga listrik milik PLN


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina (Persero) resmi meneken Head of Agreement (HoA) terkait penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) untuk pembangkit tenaga listrik milik PLN. Penandatanganan dilakukan di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (27/2).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, HoA tersebut merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 13K/13/MEM/2020 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG serta Konversi Penggunaan BBM dengan LNG dalam Penyediaan Tenaga Listrik. Gasifikasi dari BBM ke LNG ini akan diterapkan pada 52 pembangkit PLN yang ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.

"Kerjasama ini dalam bentuk supply gas dari Pertamina ke PLN yang diungkapkan untuk pembangkit BBM diesel. Ini diharapkan bisa selesai dalam tempo dua tahun," ungkap Arifin, Kamis (27/2).

Baca Juga: PLN siap sinkronkan listrik untuk kebutuhan industri

Arifin menyebut, pada tahun ini rencananya akan ada lima pembangkit yang akan dikonversi dari BBM menjadi LNG. Menurut Arifin, gasifikasi ini dapat menghemat biaya operasi, serta berkontribusi pada pengurangan emisi.

"Tahun ini rencananya akan ada lima lokasi yang selesai. Selain penghematan biaya, juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi," sambungnya.

Sementara terkait harga, Arifin mengatakan bahwa pihaknya mengupayakan agar harga gas untuk pembangkit listrik ini bisa murah, yakni sekitar US$ 6 per MMBTU. "Kita usahakan murah, Insya Allah bisa US$ 6," sebut Arifin.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan dengan pengubahan dari BBM ke LNG ini, PLN bisa menghemat biaya operasi sekitar Rp 4 triliun per tahun. Zulkifli bilang, biaya operasional (opex) PLN untuk pembangkit BBM sebelumnya berkisar di angka Rp 16 triliun, dan akan berkurang menjadi Rp 12 triliun per tahun melalui gasifikasi ini.

"Kami mengubah yang tadinya opex dalam bentuk BBM menjadi opex gas. Dari sisi kami penghematan Rp 4 triliun," sebutnya.

Zulkifli memaparkan, konsumsi BBM untuk pembangkit PLN berkisar di angka 3,1 juta kilo liter (KL) per tahun. Dengan gasifikasi di 52 pembangkit ini, PLN menghemat konsumsi BBM sebanyak 2,1 juta KL.

Menurut Zulkifli, tidak semua pembangkit BBM dapat diubah ke LNG lantaran terkendala lokasi yang sulit dijangkau. "Masih ada sisa 1 juta KL yang pakai BBM. Itu sulit, karena di pulau kecil. Perlu solusi lain untuk konversi," jelasnya.

Baca Juga: Dukung transisi energi, Pertamina akan maksimalkan panas bumi dan gasifikasi batubara

Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan bahwa gasifikasi ini berpotensi menekan tarif listrik jika keseluruhan proses sudah rampung. Sebab, dengan penghematan yang bisa diraih PLN, Biaya Pokok Penyediaan (BPP) juga akan menurun.

"PLN menjual listrik dengan BPP ditambah 7% (margin), itu prinsipnya. Kalau BPP turun, maka tarif bisa turun. Intinya setiap penghematan PLN pasti berlanjut ke pelanggan," terangnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×