kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.261   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.901   -0,06   0,00%
  • KOMPAS100 1.003   -0,32   -0,03%
  • LQ45 765   -2,13   -0,28%
  • ISSI 227   0,55   0,24%
  • IDX30 394   -1,26   -0,32%
  • IDXHIDIV20 455   -1,05   -0,23%
  • IDX80 112   -0,15   -0,13%
  • IDXV30 114   0,16   0,14%
  • IDXQ30 127   -0,47   -0,37%

Pertamina Geothermal Energy Bakal Teken Kesepakatan Jumbo US$ 34 Miliar dengan AS


Selasa, 08 Juli 2025 / 05:15 WIB
Pertamina Geothermal Energy Bakal Teken Kesepakatan Jumbo US$ 34 Miliar dengan AS
PLTP Lumut Balai Unit 2 yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy akan meneken kesepakatan (MoU) senilai US$ 34 miliar dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), menjadi salah satu realisasi upaya negosiasi tarif pemerintah Indonesia melalui skema B2B. 

Kerja sama bernilai jumbo itu diketahui melibatkan pemain besar di industri energi AS, di antaranya Exxon Mobil Corp (XOM), dan Chevron (CVX).

Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian memastikan kerja sama ini terkait negosiasi tarif impor tinggi yang dikenakan AS ke Indonesia.

“Betul kesepakatan itu terkait negosiasi tarif. Tapi sifatnya B2B, jadi kami tidak bisa sampaikan detailnya,” ungkap Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Teken Kontrak Pengadaan Jasa Rp 24,32 Miliar

Kesepakatan yang akan ditandatangani pada Senin (7/7/2025) diketahui juga mencakup pembelian kedelai, jagung, dan kapas AS.

Untuk diketahui, pada Senin pemerintah Indonesia dijadwalkan mengajukan MoU kerja sama B2B antara perusahaan Indonesia dengan AS. “Pak Menko terjadwal ke Amerika hari ini,” kata Haryo. 

Langkah ini menyusul dua proposal penawaran negosiasi yang telah dikirimkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada April lalu.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyebut perseroan justru tengah berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membidik potensi peningkatan produksi LPG dalam negeri.

Baca Juga: Negosiasi Tarif, Pertamina Akan Teken Kesepakatan Jumbo US$ 34 Miliar dengan AS

“Masih ada potensi yang bisa dimaksimalkan. Untuk produksi LPG bisa digenjot bertambah sekitar 1 juta metrik ton lagi, sehingga dapat mengurangi porsi impor LPG kita,” kata Simon dalam konferensi pers beberapa waktu lalu. 

Pun pada kesempatan yang sama, Simon bilang potensi peralihan impor minyak dari AS yang menjadi salah satu strategi negosiasi tarif dari pemerintah perlu memperhatikan durasi pengiriman serta harga yang diperlukan. 

Selanjutnya: Kasus Transaksi Janggal Rp 1,8 Miliar, Ajaib Tempuh Jalur Hukum

Menarik Dibaca: Oppo A57 Harga Juli 2025 Hadirkan Speaker Powerful, Cocok Buat Karaokean

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×