Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencarian partner Inpex Corporation di Blok Masela masih berlangsung. Selain PT Pertamina, sudah ada sejumlah kandidat yang akan bergabung menggarap proyek strategis nasional (PSN) ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji menjelaskan sejauh ini proses pencarian partner di Masela belum selesai.
Kabar mengenai Petronas yang akan masuk tidak bisa gabung begitu saja lantaran ada proses yang harus diselesaikan dahulu antara Inpex dengan Pertamina.
“(Partner lain) belum bisa masuk, ini selesaikan dulu. Tahap pertama adalah Inpex dengan Pertamina. Itu harus selesai dulu, tidak boleh perusahaan lain masuk,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (5/12).
Sejauh ini Pertamina sudah menyampaikan proposal dan akan melakukan binding offer. Sedikit menjelaskan, binding offer merupakan proses penawaran setelah melakukan fase uji tuntas (due diligence).
Baca Juga: Menakar Prospek Saham Penghuni Papan Ekonomi Baru
Perihal kajian pengambilalihan hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd di Masela sudah dirampungkan oleh Pertamina.
“Tetapi internal di Pertamina setelah selesai kan kajiannya diserahkan ke Shell dahulu. Pertamina harus mengambil 35% saham itu, nanti tawaran oke gak Shell nya itu, masalah ya intinya adalah harga valuenya,” jelasnya.
Adapun perihal fleksibilitas keekonomian proyek Blok Masela juga harus menunggu rampungnya proses Pertamina dengan Inpex.
Sebagai informasi pencarian mitra baru pengganti Shell ini, dilakukan dengan cara roadshow ke berbagai investor. Di antara investor yang berminat adalah PT Pertamina dan Petronas.
Pemerintah mengharapkan dengan adanya kerja sama dengan berbagai KKKS, dapat mendorong blok migas ini dapat berjalan.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyatakan, mitra pengganti Shell di Blok Masela ini, diharapkan dapat ditetapkan pada semester I tahun 2023 mendatang.
“Kalau tahun ini saya belum yakin. Tapi paling nggak kita harapkan semester I tahun 2023,” katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (2/12).
Baca Juga: Menteri ESDM Harap Pengganti Shell di Masela Ditetapkan Paling Lambat Semester I 2023
Hingga saat ini, jadwal produksi Blok Masela belum mengalami perubahan yaitu tahun 2027. Namun demikian, Inpex sebagai operator mengajukan perubahan rencana pengembangan lapangan (PoD). sehingga bisa terjadi perubahan target. Salah satu alasan revisi PoD adalah rencana penerapan teknologi carbon capture untuk menekan emisi Blok Masela.
“Salah satu isi PoD adalah konten untuk menginjeksikan carbon capture. Kan sebelumnya enggak ada di tahun 2019, karena belum ada cerita mengenai carbon emission di industri migas. Nah sekarang shareholder Inpex minta itu,” jelas Arifin.
Rencana penerapan carbon capture ini membawa konsekuensi terhadap perhitungan biaya. Pemerintah masih akan melihat perhitungan keekonomian nya. “Kita akan lihatlah keekonomian nya gimana,” ujarnya.
Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat. Proyek ini termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News