Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina terus menjalankan strategi pengeboran eksplorasi di wilayah onshore maupun offshore. PHE optimistis masih banyak potensi migas di Tanah Air yang bisa dikembangkan.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro, mengungkapkan pihaknya meyakini masih banyak potensi yang bisa dikembangkan.
“Kami akan terus menggali potensi, termasuk mengeksplorasi sumber migas tidak hanya di daratan tetapi juga di lepas pantai,” ujar Wiko dalam keterangan resmi, Rabu (2/11).
Pada tahun 2022, PHE mempunyai rencana kerja yang agresif antara lain pengeboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur dan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur.
Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGE) Berencana Menambah Kapasitas PLTP
Tidak hanya itu, Pertamina Hulu juga akan melaksanakan penambahan rencana kerja workover, perawatan sumur, dan reaktivasi sumur. Wiko menyatakan, PHE memastikan onstream pengembangan OPLL 2A, SLO Stage 1 Rokan, Jambaran Tiung Biru, ABG Gantar Optimasi, Zulu Phase 2. Seiring dengan itu, Pertamina juga melakukan maintenance dan peningkatan integritas fasilitas produksi dan serta mendorong capaian dari waterflood di PEP, PHE, PHI.
Asal tahu saja, PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek Environment, Social dan Governance (ESG).
PHE juga akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang environmentally friendly, socially responsible dan good governance.
Sebagai informasi, lebih dari 13 tahun Pertamina berpengalaman dalam mengelola wilayah kerja offshore, diawali dengan akuisisi Wilayah Kerja (WK) Offshore North West Java (ONWJ) pada bulan Juli 2009.
Saat ini, PHE terus menjalankan mandat menjaga kestabilan energi melalui pengelolaan aset eksisting offshore (PHE ONWJ, OSES, WMO, NSO, Nunukan, PHM & PHKT) dan New Venture Open Area dengan kegiatan eksplorasi yang terus meningkat.
Saat ini terdapat total 3.786 sumur offshore yang dikelola oleh PHE dengan aktivitas well intervention dan well services lebih dari 500 sumur per tahunnya.
Wiko memaparkan ada lima kunci keberhasilan yang menjadi katalis positif bagi kinerja PHE offshore.
Baca Juga: Menilik Persaingan Harga BBM Kelas RON 92
Lima kunci itu ialah HSSE & DWI Major Risk Management, kemudian Drilling Operation Excellence, Drilling Project Management Office, Supply Chain Management for Cost Effective Drilling, dan yang terakhir Innovation & Pioneering.
“Kelima pilar tersebut mendukung pencapaian dan keberhasilan kami, tentunya berkat dukungan dari seluruh pihak dan pemangku kepentingan terkait,” jelasnya.
Wiko memaparkan, PHE mencatatkan berbagai pencapaian di area offshore Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang disatukan dalam inovasi OPTIDRILL yang berhasil membukukan pengeboran tercepat di area Mahakam dengan cost efficiency lebih dari 55%. Inovasi ini menggunakan optimasi persiapan side track dari semen sumur lama secara rigless dengan Hydraulic Workover Unit, optimasi komplesi sumur rigless dan optimasi akuisisi data reservoir tanpa Drill Pipe.
Selain PHM, wilayah kerja offshore lainnya seperti PHE ONWJ, OSES, dan WMO juga tidak kalah menunjukkan performa cemerlang. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan optimasi biaya yang sukses menurunkan well cost hingga lebih dari 33%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News