kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Hulu Mahakam memulai proyek penyaluran gas ke Kilang RU V Balikpapan


Jumat, 26 Februari 2021 / 10:13 WIB
Pertamina Hulu Mahakam memulai proyek penyaluran gas ke Kilang RU V Balikpapan
ILUSTRASI. Pertamina Hulu Mahakam.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk perusahaan telah mengalirkan gas dari Lapangan South Mahakam ke Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan melalui fasilitas milik PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dalam proyek yang diberi nama South Mahakam Gas Supply to RU V (SMGS to RU V).

Peresmian proyek SMGS to RU V ini dilangsungkan secara daring, pada Kamis, 25 Februari 2021, dihadiri oleh Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno, Direktur Utama PHI Chalid Said Salim, General Manager PHM Agus Amperianto, General Manager PHKT Achmad Agus Miftakhurrohman, dan General Manager Kilang RU V Balikpapan Eko Sunarno.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani menyambut baik pelaksanaan proyek yang dapat direalisasi tepat waktu ini. Bagi nasional, kontribusi proyek ini akan bermanfaat dalam menjaga kehandalan sistem distribusi gas dan turut mendukung penyerapan gas. Proyek SMGS to RU V dinilai sangat strategis karena meningkatkan konektivitas distribusi gas dari produsen ke konsumen.

"Proyek ini dalam jangka panjang akan meningkatkan keandalan sistem distribusi gas secara nasional dan akan mendukung pengembangan lapangan gas yang ada di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya, serta memberikan kontribusi dalam mewujudkan target 12 BSCFD di tahun 2030,” kata Fatar dalam siaran pers yang diterima Kontan, Jumat (26/2).

Sementara itu, Direktur Utama PHI Chalid Said Salim menyampaikan, proyek ini merupakan perwujudan sinergi antar unit usaha di Pertamina.

“Proyek SMGS to RU V ini merupakan kontribusi PHI dan AP PHI dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. Diharapkan PHI dapat berkontribusi secara berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan gas Kilang Pertamina RU V," ujar dia.

Baca Juga: Begini upaya DEN dorong bauran EBT demi capai target 23% pada 2025 mendatang

General Manager PHM Agus Amperianto mengungkapkan rasa syukurnya karena PHM dapat menyelesaikan proyek ini dengan baik dan telah berhasil mengirimkan gas mulai 17 Januari 2021 lalu. Agus juga mengapresiasi dukungan penuh dari SKK Migas, PHI, PHKT, Kilang RU V, serta para kontraktor yang terlibat selama pelaksanaan proyek.

“Kami bangga bahwa WK Mahakam kini berkontribusi pada penyediaan pasokan gas bagi Kilang Pertamina RU V Balikpapan. Hal ini akan semakin menguatkan kedudukan Pertamina secara upstream maupun downstream untuk memenuhi pasokan energi nasional,” imbuhnya.

Melalui proyek SMGS to RU V ini, gas dialirkan dari anjungan Jempang Metulang 1 (JM-1) yang dioperasikan oleh PHM menuju ke anjungan Sepinggan-P (SPG-P) yang dioperasikan oleh PHKT dengan menggunakan pipa penyalur 10 inchi sepanjang 6,5 km dan fasilitas penerima dengan kapasitas maksimum 28 MMscfd. Gas tersebut kemudian diteruskan ke kilang Pertamina RU V di Balikpapan. 

Dengan tambahan pasokan gas dari WK Mahakam ini, biaya operasi Kilang RU-V Balikpapan akan turun hingga US$ 12 juta per tahun (dengan asumsi pemenuhan kebutuhan gas 47 MMscfd), serta menurunkan pula biaya untuk bahan bakar dan flare mencapai US$ 3 juta per tahun. PHM pun diuntungkan karena mendapat harga penjualan gas domestik yang lebih baik.

Proyek SMGS to RU V diputuskan dalam rapat SKK Migas dan Pertamina pada 27 Juli 2018 sebagai sebuah strategi untuk memenuhi kebutuhan gas Kilang Pertamina RU V Balikpapan, di mana PHM dan PHKT akan memasok kebutuhan gas RU V eksisting sebesar 50 MMSCFD mulai Januari 2021. 

Proyek ini adalah penugasan pertama untuk PHM setelah alih kelola WK Mahakam pada 2018 lalu. Meski terdapat berbagai tantangan, pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dalam tempo 15 bulan sejak tanggal FID pada 25 Oktober 2019 dan hanya 21 bulan sejak persetujuan POD-nya pada 26 Maret 2019.

Dalam pelaksanaannya, proyek ini menghasilkan efisiensi senilai hampir US$ 2 juta, yakni hanya menghabiskan US$ 25,1 juta dari anggaran yang telah disetujui (AFE) sebesar US$ 27 juta. 

Dari aspek HSSE, proyek berlangsung aman dan terkendali, tanpa kecelakaan kerja serta tanpa kasus Covid-19. Jam kerja yang dihabiskan mencapai lebih dari 600.000 manhours dengan melibatkan 550 tenaga kerja nasional dan 16 armada kapal.

Selanjutnya: Pertamina memulai program pengembangan EBT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×