Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan ada sejumlah upaya yang tengah dilakukan demi mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 mendatang.
Anggota DEN Satya Widya Yudha mengungkapkan, hingga tahun 2019 capaian bauran EBT tercatat baru mencapai 9,3%. Jika pun ditambahkan sekitar 1% capaian untuk tahun 2020 maka jumlah tersebut belum memenuhi setengah dari target yang ada.
Satya menjelaskan, ada sejumlah strategi yang didorong dalam upaya memenuhi target bauran tersebut. Antara lain, implementasi panel surya termasuk untuk hunian yang diharapkan mendorong kapasitas terpasang panel surya.
Kemudian melalui penggunaan biomassa melalui program cofiring pembangkit. Satya menjelaskan, jika hanya mengandalkan tenaga biomassa maka untuk saat ini pembangkit biomassa belum kompetitif dibandingkan pembangkit fosil.
Selanjutnya dengan mendorong implementasi pembangkit Energi Terbarukan (ET) lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Langkah mendorong target EBT juga disebut perlu dicapai lewat mendorong kehadiran regulasi.
"Mendorong RUU EBT yang saat ini ada di Komisi VII karena selama ini belum ada RUU mengenai EBT. Kemudian mendukung (kehadiran) Perpres harga listrik EBT," jelas Satya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/2).
Satya melanjutkan, dengan sejumlah strategi tersebut, maka target 23% bauran EBT dapat tercapai.
Baca Juga: Bakal diatur dalam Permen ESDM, PLTU swasta diminta ikut terapkan cofiring biomassa
Secara khusus untuk biomassa melalui penerapan cofiring, Satya menilai diperlukan adanya perbaikan harga. Hal ini dinilai dapat dicapai lewat pemberian insentif, berbagai kemudahan (investasi) demi mendorong cofiring pembangkit lebih kompetitif.
Satya menjelaskan, saat ini program cofring biomassa belum kompetitif jika dibandingkan dengan pembangkit batubara. Kendati demikian, Satya menilai salah satu faktor yang mempengaruhi yakni tidak adanya ketentuan carbon pricing yang dikenakan untuk pembangkit batubara.
"Makanya kita mendorong carbon pricing supaya batubara baru bisa dibandingkan dengan pembangkit ET jika emisi yang dikeluarkan batubara juga dihitung. Jadi pembangkit yang mengeluarkan emisi karbon lebih akan dikenai harga lebih mahal," kata Satya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan terus berupaya mendorong pengembang listrik swasta alias Independent Power Producer (IPP) untuk ikut serta melakukan co-firing biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyusun Peraturan Menteri (Permen) ESDM untuk mengatur co-firing. Regulasi tersebut diharapkan bisa merangsang keterlibatan PLTU milik IPP dalam program pencampuran biomassa kepada pembangkit listrik berbahan bakar batubara tersebut.
"Kementerian ESDM sedang mematangkan regulasinya untuk cofiring. Termasuk pada pembangkit non-PLN," kata Dadan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/2)
Dadan bilang, Permen ESDM tersebut bakal mengatur aspek keteknikan khususnya spesifikasi bahan bakar biomassa. Selain itu, diatur juga tentang koridor atau formulasi harga biomassa dan pengawasannya.
Adapun, insentif yang diberikan pemerintah untuk mendorong program co-firing PLTU batubara antara lain berupa pembangunan fasilitas untuk produksi bahan bakar biomassa dari sampah kota.
Regulasi yang akan dibuat Kementerian ESDM juga diharapkan bakal membuat keekonomian co-firing dan pengadaan biomassa menjadi lebih menarik. "Untuk biomassa arahnya (produksi) sampai (ke bentuk) woodchips, tidak ke pellet. Sehingga keekonomian-nya akan semakin baik," ungkap Dadan.
Satya menambahkan, implementasi cofiring dimungkinkan untuk dilakukan pada pembangkit yang ada. Jika nantinya kehadiran regulasi ini bisa mendorong upaya mengejar target bauran EBT, ia memastikan DEN siap mendukung hal tersebut.
Selanjutnya: Pertamina memulai program pengembangan EBT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News