kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina ingin beli minyak dalam mata uang asing selain dollar AS


Rabu, 24 Oktober 2018 / 10:58 WIB
Pertamina ingin beli minyak dalam mata uang asing selain dollar AS
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan kilang minyak


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) saat ini tengah berusaha untuk membeli minyak mentah menggunakan mata uang selain dollar Amerika Serikat (AS). Reuters melaporkan, langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi defisit transaksi berjalan karena meningkatnya harga minyak mentah dan usaha untuk mempertahankan nilai tukar rupiah.

Nilai tukar rupiah pada Selasa (23/10) kemarin turun mendekati level terendah sejak krisis finansial Asia. Rupiah juga menjadi mata uang dengan pelemahan terburuk kedua dibandingkan mata uang negara Asia lainnya.

Berdasarkan dokumen tender yang diterima Reuters, Pertamina tengah melakukan tender pembelian minyak mentah untuk periode pertama kuartal I 2019. Pertamina mencari pembeli yang ingin menggunakan mata uang selain dollar AS

Pertamina rencananya membeli 5,7 juta barel minyak dengan kategori low sulphur atau sweet yang diproduksi di Afrika Barat, Malaysia, Vietnam atau Brunei dengan menggunakan mata uang seperti euro, rupiah, yuan, yen atau riyal. Kargo minyak ini nantinya akan diolah di kilang Cilacap, Balikpapan dan ditransfer dari kapal ke kapal di Teluk Semangka untuk periode Januari hingga Maret 2019.

Sumber Reuters menyebut sejauh ini Pertamina sudah menerina penawaran dengan menggunakan mata uang asing selain dollar AS. Namun ada penjualan yang masih tetap mengajukan penawaran dengan dollar AS.

Pertamina disebut masih mengevaluasi penawaran tersebut. Tender pembelian minyak mentah ini akan ditutup pada Senin (29/10) dan batas akhir penawaran sampai 26 Oktober 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×