Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina International Shipping (PIS) gencar melakukan investasi dan ekspansi untuk meningkatkan daya saing bisnis logistiknya di Kawasan ASEAN.
CEO Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi mengatakan, PIS memiliki aset yang tidak hanya siap mendukung kemajuan industri logistik nasional, tapi juga menjadi kebanggaan Indonesia di kawasan ASEAN.
Saat ini PIS telah Mengoperasikan lebih dari 300 kapal dan berlayar di 26 rute internasional. Pihaknya juga menargetkan terus berkembang untuk menjadi perusahaan perkapalan dan logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara.
“Kami terus berinvestasi lebih banyak dan memperluas bisnis kami di Asia, karena kami tahu masa depan dunia ada di Asia yang tengah berkembang cepat. Ada peluang besar di sektor pelayaran internasional, kami menyusun strategi dan juga melakukan transformasi terutama untuk peningkatan transportasi dan logistik energi,” kata Yoki dalam keterangan resmi, Sabtu (9/9).
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Tertarik Akuisisi Unit Bisnis Panas Bumi KS Orka
Sebagai informasi, Kawasan Asia Tenggara diyakini memiliki potensi untuk terus mengembangkan pasar dan meningkatkan tingkat kompetitif logistiknya di kancah global. Perkembangan industri e-commerce yang semakin pesat ditambah dengan tren bisnis berkelanjutan ramah lingkungan akan menjadi tantangan sekaligus peluang menjanjikan.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Jodi Mahardi melihat di Asia Tenggara, pasar industri logistik sedang berkembang pesat pada saat ini.
Perkembangan ini didorong antara lain berkembangnya industri e-commerce, konektivitas sambungan berkecepatan tinggi yang terus tumbuh, dan digitalisasi.
Dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan dari 2023 hingga 2030 sebesar 10,7% , Jodi bilang, ini juga bisa menjadi peluang tumbuhnya pendapatan di sektor perkapalan.
Indonesia memiliki potensi untuk menaikkan indeks kompetitif logistiknya mengingat dalam 10 tahun terakhir telah gencar membangun proyek-proyek infrastruktur strategis untuk mendukung sistem logistik.
“Tentunya tantangan Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau, di sini salah satu strateginya adalah dengan membantu konektivitas antar pulau. Dari sisi kebijakan, kita juga perlu mendorong digitalisasi di segala aspek,” katanya.
Jodi juga menyoroti soal ekonomi hijau yang akan menjadi potensi bisnis logistik dalam upaya transisi energi dalam mendukung Net Zero Emission 2060 .
“Green economy adalah masa depan, bagaimana kita bisa menangkap peluang ini dengan mulai menyiapkan dekarbonisasi di sektor logistik dan juga bisnis energi ramah lingkungan.” kata dia.
Menurut Jodi ini merupakan peluang bagi PIS yang bisa mengembangkan kapal dual fuel dan bahkan angkutan carbon capture utilization and storage (CCUS).
Baca Juga: Tahun Ini, Pertamina Semakin Agresif Lakukan Ekspansi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News