Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan belanja modal senilai US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar atau setara Rp 30 triliun sampai Rp 45 triliun (asumsi Kurs Rp 15.000/USD) untuk lima tahun mendatang.
Direktur Utama PIS, Yoki Firnandi menjelaskan belanja modal saat ini dialokasikan khusus untuk pembelian kapal.
Di tahun-tahun mendatang, belanja modal PIS tetap akan dominan digunakan untuk peremajaan armada. Selain itu, uang tersebut juga dialirkan untuk pengembangan bisnis lainnya.
“Mayoritas kan bisnis kita kurang lebih 80% peremajaan armada, tetapi ada juga bisnis lain yang perlu kami kembangkan seperti terminal, jasa pelabuhan, dan lainnya. Tentunya perlu tumbuh dan investasi,” ujarnya saat ditemui di ICE BSD, Rabu (12/7).
Di sepanjang tahun ini, PIS berencana untuk menambah 8 kapal. Hingga saat ini baru terealisasi 5 unit kapal. Sisa tiga kapal lagi akan diakuisisi pada tahun ini.
“Khusus kapal petrokimia di tengah tahun ini kami akuisisi kapal chemical, minggu depan bahkan akan delivery,” jelasnya.
Baca Juga: Kembangkan Bisnis, Pertamina International Shipping (PIS) Rencanakan IPO
Namun di masa sekarang, ketika harga kapal di dunia internasional cukup mahal karena pasokannya kurang dan harga baja internasional sedang tinggi, Manajemen PIS cenderung selektif melakukan pembelian kapal.
Dia memberikan gambaran, harga kapal yang dibeli PIS cukup bervariasi. Misalnya saja harga kapal besar di atas US$ 50 juta, ukuran menengah US$ 20 juta hingga US$ 50 juta, dan kapal-kapal kecil harganya di bawah US$ 20 juta.
Yoki memaparkan, belanja modal yang akan disiapkan untuk agenda bisnis lima tahun ke depan ini, bertujuan untuk menjaga Pertamina International Shipping tetap relevan di bisnis masa depan.
“Ini kan terus berubah, kami terus terang di sektor angkutan energi, energi bertransisi bagaimana kita bisa terlibat. Artinya investasi kita arahkan ke sana,” ujarnya.
Beberapa potensi bisnis lain yang juga dilihat oleh PIS ialah pengangkutan kontainer dan curah kering (dry bulk).
Yoki mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan pihaknya juga mengevaluasi pengangkutan komoditas tambang berupa nikel atau mineral lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News