kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina investasikan US$ 3,72 miliar untuk sektor hulu migas


Jumat, 29 November 2019 / 15:22 WIB
Pertamina investasikan US$ 3,72 miliar untuk sektor hulu migas
ILUSTRASI. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan meningkatkan anggaran investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk tahun depan. Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020, holding migas BUMN itu mengalokasikan investasi hulu sebesar US$ 3,72 miliar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, alokasi investasi hulu tersebut setara dengan 60% dari total investasi Pertamina. Jika dibandingkan secara tahunan, jumlah itu naik sekitar 54,35% dibandingkan prognosa investasi hulu Pertamina tahun ini yang berada di angka US$ 2,41 miliar.

Baca Juga: Elnusa Petrofin dapat pinjaman Rp 100 miliar dari BTPN untuk perkuat bisnis

"Komitmen Pertamina mengalokasikan investasi yang cukup tinggi di hulu. Jadi mulai tahun depan alokasi investasi hulu di Pertamina mencapai 60% dari total investasi perusahaan," kata Nicke di DPR RI, Kamis (28/11).

Nicke menyebut, peningkatan investasi di sektor hulu ini sebagai upaya untuk menahan laju penurunan produksi atau decline rate serta untuk menambah cadangan baru.

"Jadi ini tantangan di hulu, bagaimana kita bisa menahan decline rate dari sumur-sumur tua. Kemudian kita melakukan upaya untuk mencari cadangan baru agar produksi migas dan juga cadangan ini bisa kita naikan," sambung Nicke.

Nicke mengungkapkan, investasi hulu Pertamina di tahun depan sebagian besar akan digunakan untuk eksplorias Blok Mahakam. Nicke mengatakan, Blok Mahakam memiliki decline rate yang tinggi. Sejak dikelola Pertamina pada awal 2018, decline rate di blok tersebut sudah mencapai 57%.

Baca Juga: Pemerintah memacu jaringan gas, PGAS masih jadi andalan

"Sebagaian besar sebetulnya (investasi hulu) ini kami alokasikan untuk eksplorasi di Mahakam, yang sama sama kita tahu decline-nya cukup tinggi," imbuhnya.

Nicke menggambarkan, untuk menurunkan decline rate hingga ke angka 30% saja, pada tahun ini Pertamina harus melakukan pengeboran sebanyak 122 sumur. Artinya, setiap tiga hari, Pertamina paling tidak harus bisa mengebor satu sumur.

Nicke mengemukakan, decline rate di Blok Mahakam ini juga terjdi lantaran pengurangan investasi oleh operator lama saat masa transisi. "Pengeboran yang dilakukan oleh operator lama di tahun terakhirnya (masa transisi) itu hanya 4 sumur di tahun 2017. Mahakam diserahkan ke Pertamina di awal 2018. Di dua tahun terakhir itu mengalami penurunan investasi oleh operator yang lama," ujar Nicke.

Dalam catatan Kontan.co.id, pada tahun ini Pertamina menargetkan pengeboran 122 sumur di Blok Mahakam. Pertamina pun berencana kembali melakukan pengeboran 122 sumur di Mahakam pada tahun depan. Untuk Blok Mahakam ini, Pertamina akan mengalokasikan US$ 1 miliar dari anggaran belanja modalnya.

Baca Juga: Pertamina Pastikan Stok Aman

Lebih lanjut, Nicke mengatakan bahwa pengalaman di Blok Mahakam ini akan menjadi pelajaran bagi Pertamina di tengah masa transisi pengelolaan Blok Rokan. Nicke bilang, dengan masuknya investasi Pertamina lebih awal sebelum pengalihan pada Agustus 2021, diharapkan penurunan produksi di Blok Rokan bisa ditahan.

"Dengan pengalaman Mahakam ini lah kita harus melakukan extra effort untuk bisa masuk lebih awal di (Blok) Rokan, agar penurunan produksi di masa transisi tidak terjadi. Karena biasanya operator lama tidak ada keinginan untuk melakukan investasi di tahap transisi," ujar Nicke.

Adapun, pada tahun depan Pertamina menargetkan bisa memproduksi minyak sebanyak 430.0000 barel per hari dan gas sebesar 2.857 mmscfd. Sehingga, produksi migas Pertamina tahun depan ditargetkan bisa mencapai 923.000 barel oil equivalen per day (boepd) atau lebih tinggi dari target tahun ini yang berada di angka 906.000 boepd.

Nicke mengatakan, saat ini Pertamina berkontribusi sekitar 39%-40% terhadap produksi migas nasional. "Dan nanti akan meningkat menjadi sekitar 60% mulai tahun 2021 ketika Blok Rokan sudah dioperasikan Pertamina," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×