kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina investasikan US$ 90 miliar untuk infrastruktur hulu migas dan kilang


Selasa, 18 Agustus 2020 / 14:18 WIB
Pertamina investasikan US$ 90 miliar untuk infrastruktur hulu migas dan kilang
ILUSTRASI. Pekerja memasang spanduk besar (banner) berisi dukungan Pertamina pada pesta olahraga Asian Games 2018, di Gedung Pertamina, Jakarta, Jumat (29/6). Pertamina mendukung penyelenggaraan Asian Games yang akan berlangsung 18 Agustus 2018. ANTARA FOTO/Muhammad


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Pandemi Covid-19 ini juga mendorong Pertamina mempercepat inovasi di bidang energi. Pertamina telah menetapkan pengembangan energi baru terbarukan untuk mewujudkan green energy untuk mendukung Indonesia sehat, bersih dan ramah lingkungan.

Sebagai pilot project, Pertamina telah berhasil memproduksi 1.000 barel per Green Diesel (D-100) di Kilang Dumai dengan Cetane Number 78, lebih tinggi dibandingkan produksi perusahaan migas dunia. Inovasi Green Energy terus dikembangkan dengan target 6.000 barel per hari pada Biorefinery Cilacap serta 20.000 barel per hari di Biorefinery Plaju dengan 100%  berbahan baku minyak nabati.

Keberhasilan D100 tak lepas dari sinegri Pertamina bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), yang telah berhasil mengembangkan inovasi katalis merah putih sebagai bahan utama dalam pengolahan green energy.

Inovasi ini terus dikembangkan bersama sinergi BUMN untuk mewujudkan  pabrik katalis merah putih pertama di Indonesia.

Baca Juga: Wow! Pertamina efisiensi sektor hulu dan perkapalan US$ 800 juta selama Covid-19

Melalui sinergi BUMN, Pertamina juga berinovasi melakukan regasifkasi batubara menjadi DME (Dimetil Eter) serta Methanol untuk mendukung produksi LPG dalam negeri. Pertamina mengalokasikan Investasi sekitar US$2,5 miliar untuk membangun pabrik DME di 4 lokasi sehingga bisa kebutuhan LPG dari dalam negeri, tidak tergantung impor.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, sudah banyak capaian positif yang diraih Pertamina. Di bawah Nicke, Pertamina tetap berkinerja baik meski dihadang pandemi Covid-19 dan pelemahan ekonomi.

Juga, berhasil menyelesaikan program penting dengan capaian yang positif. Sepanjang 2019 saja, Pertamina melalui anak usahanya PHE Jambi Merang telah menyelesaikan survey siesmik laut regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 23.063 km di mana itu merupakan survey seismic terbesar di Asia Pasifik di mana diharapkan bisa mendapatkan giant discovery

Sektor hilir juga berhasil di mana program BBM Satu Harga sudah mencapai 161 titik daerah 3 T di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, program bio solar juga telah dilaksanakan dengan maksimal bahkan saat ini sudah mencapai B30 di mana lebih cepat dari target yang ditetapkan. 

Mamit menambahkan Pertamina berhasil membangun infrastruktur di Indonesia Timur seperti 21 lokasi storage TBBM, 8 storage LPG dan 7 storage avtur di mana bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan energi di wilayah Timur Indonesia. Juga, tetap menjalankan program GRR dan RDMP yang ditugaskan oleh Pemerintah.

Selain itu, sejak Maret 2019 Pertamina berhasil untuk menghentikan impor Avtur dan April 2019 bisa menghentikan impor solar. Pertamina juga mampu menurunkan impor sejumlah 35% sehingga mengurangi deficit transaksi berjalan sektor migas yang selama ini cukup besar selisihnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×