Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pupus sudah keinginan PT Shell Indonesia, PT Petronas Niaga, dan PT Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Pulau Jawa dan Bali. Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) menetapkan Pertamina sebagai penyalur tunggal premium, solar, dan minyak tanah di Pulau Jawa dan Bali.
BPH Migas telah menyelesaikan proses seleksi perusahaan-perusahaan yang berminat menjadi distributor BBM bersubsidi. Menurut Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, lembaga yang ia pimpin telah menetapkan AKR, Shell, dan Petronas menjadi mitra Pertamina untuk menyalurkan BBM berubsidi di luar Jawa dan Bali. “Berapa kuotanya dan di wilayah mana saja, kami putuskan nanti,” kata Tubagus kemarin (16/9).
Tubagus mengatakan, besarnya BBM yang akan disalurkan AKR, Shell, dan Petronas akan ditentukan setelah DPR mengesahkan Undang-Undang APBN 2010. Dalam lampiran UU itu akan tertera secara rinci berapa biaya distribusi dan marjin (alpha) bagi distributor di setiap kabupaten. "Karena itu kami akan memberikan penugasan secara resmi kepada mereka setelah undang-undang ini disahkan,” katanya.
Namun, penetapan Pertamina sebagai ditributor di Jawa dan Bali tidak menunggu pengesahan UU tersebut. Sebab, kata Tubagus, BUMN itu akan mengikuti apapun keputusan Pemerintah. “Jadi, kalaupun nanti misalnya besaran alpha berubah, Pertamina sudah siap. Sementara badan usaha yang lain, belum tentu, dan harus negosiasi lagi,” papar Tubagus.
Maka itu, Tubagus mengingatkan, keputusan BPH Migas memilih AKR, Shell, dan Petronas belum bersifat final. Hasil akhirnya mungkin saja berubah. Misalnya, karena tidak ada kecocokan antara Pemerintah dan ketiga perusahaan tersebut soal besaran alpha. Atau jika infrastruktur dan agen penyalur di lapangan belum siap. “Kami kan memberi mereka kesempatan menyiapkan diri selama dua bulan. Kalau selama kurun itu mereka tidak siap, ya, bisa kami batalkan,” katanya.
BAPP terpental
Dengan menetapkan empat perusahaan sebagai distributor BBM bersubsidi 2010, berarti satu perusahaan yang sebelumnya lolos verifikasi, yaitu PT Bumi Asri Prima Pratama (BAPP) gagal dalam proses seleksi distributor BBM bersubsidi ini.
Seperti ditulis harian KONTAN sebelumnya (edisi 09/9/2009), Tubagus menyebutkan BAPP masuk dalam barisan peserta yang lolos seleksi awal bersama Pertamina, AKR, Shell, dan Petronas.
“Soal BAPP, kami menilai ada beberapa syarat dan kelengkapan infrastruktur yang belum mereka penuhi. Saya lupa persisnya,” kata Tubagus soal pencoretan BAPP dari daftar peserta lolos seleksi.
Keputusan tersebut tentu mengecewakan BAPP. Namun, Sudrajat Mingan, Vice President Commercial Business BAPP, mengaku belum tahu soal keputusan terbaru BPH Migas tersebut itu.
“Sejak kami ditetapkan sebagai satu di antara lima perusahaan yang lolos seleksi hingga kami terpental dari kandidat, kami tak pernah diberitahu secara resmi oleh BPH Migas,” katanya kepada KONTAN, Rabu (16/9). Karena itu, ujar Sudrajat, dia tak bisa berkomentar atau menjelaskan rencana BAPP menyikapi putusan tersebut.
Yang jelas, kata Sudrajat, dalam verifikasi lapangan, panitia seleksi menyatakan p BAPP tidak bermasalah dan sudah memenuhi syarat. "Segala persiapan kami sudah di nyatakan oke. Mulai dari tangki penyimpanan, tenaga penyalur, hingga kepastian suplai solar," katanya.
Dalam seleksi distribusi BBM bersubsidi kali ini, BAPP membidik wilayah distribusi niaga (WDN) I (Sumatera), dan III (kalimantan). Pada WDN I BAPP mengajukan diri untuk daerah Belawan, sementara di WDN III mereka meminati Balikpapan. “Kuota yang kami ajukan sekitar 5000 kiloliter per bulan untuk tiap wilayah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News