Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis migas global sedang megap-megap akibat kehancuran harga minyak mentah. Kabar getir datang dari Singapura. Hin Leong Trading (Pte) Ltd, salah satu trader minyak yang cukup familiar di Negeri Merlion menderita kerugian hingga US$ 800 juta setara Rp 12,40 triliun (kurs Rp 15.500 per dollar AS). Ternyata Hin Leong juga pernah melakukan transaksi dengan PT Pertamina (Persero).
Setidaknya ada dua transaksi antara Pertamina dan Hin Leong yang berlangsung pada tahun lalu. Mengutip pertamina.com, perusahaan migas pelat merah ini melakukan transaksi berupa impor BBM dan ekspor produk minyak dengan Hin Leong.
Untuk transaksi impor, pada tahun lalu Pertamina mengimpor produk BBM dengan total volume 128,42 juta barel senilai US$ 8,88 miliar. Dalam impor BBM, Hin Leong bukan satu-satunya mitra penjual bagi Pertamina. Ada 22 pemasok lainnya, seperti Aramco Trading Singapore Pte Ltd, Emirates National Oil Company (Singapore) Pte Ltd, Equinar ASA, Exxonmobil Asia Pacific Pte Ltd, Freepoint Commodities Singapore dan Glencore Singapore Pte Ltd.
Baca Juga: Harga Minyak Turun, Harga Saham Migas Berguguran
Produk BBM yang masuk dalam daftar impor Pertamina antara lain Avgas, Avtur, HOMC 92 (High Octane Mogas Component 92), Naphtha Intemediate, Pertamax Turbo, Pertamax, Pertamax Dex dan Premium.
Sedangkan untuk ekspor, pada tahun lalu Pertamina menjual produk non-ritel kepada 10 mitra pembeli, termasuk Hin Leong. Pertamina mengekspor total volume produk BBM non-ritel sebesar 9,30 juta barel senilai US$ 902,91 juta. Produk ekspor tersebut adalah Decant Oil, High Viscosity Residue 1 (HVR 1), LSFO (Vacuum Residue), LSFO V-1250, LSFO V-350 dan LSWR M/C.
Namun Pertamina tak menjelaskan secara mendetail berapa volume dan nilai transaksi ekspor dan impor mereka dengan Hin Leong.
Baca Juga: Amblas! Harga Minyak Diperdagangkan di Teritori Negatif
Nama Hin Leong mencuat setelah dilaporkan menderita kerugian US$ 800 juta. Belakangan diketahui Hin Leong juga menjual beberapa juta barel produk olahan minyak yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman dari perbankan.
Saat ini, Hin Leong sedang mengajukan penangguhan pembayaran utang kepada krediturnya. Bloomberg melaporkan, Hin Leong memiliki utang hampir US$ 4 miliar kepada lebih dari 20 bank, termasuk HSBC Holdings Plc. Hin Leong bukan satu-satunya trader minyak yang megap-megap. Sebelumnya dua nama besar di industri migas, Noble Group dan Agritrade, juga sedang diambang kolaps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News