Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menjalin sinergi dengan PT PLN (Persero) untuk membangun pusat riset energi.
Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan Indonesia Energy and Electricity Institute (IEEI) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, disaksikan Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat (13/11).
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan pembentukan IEEI ini merupakan sinergi BUMN di Indonesia dalam hal joint research yang pertama di Indonesia dalam sektor energi dan ketenagalistrikan.
Baca Juga: Kualitas udara Tangsel diklaim membaik seiring program Langit Biru Pertamina
IEEI akan menjadi pusat riset energi mengenai trend teknologi dan perkembangannya, membangun database untuk kegiatan riset dan kajian di bidang kebijakan dengan memperhatikan sumber daya alam Indonesia, serta berperan aktif dalam advokasi di bidang energi hingga level global dari perspektif Indonesia dalam penyusunan regulasi.
"IEEI diharapkan dapat menjadi national thought leader dan regional thought leader yang dapat menjadi basis dan rujukan riset-riset di sektor energi dan ketenagalistrikan dalam hal technical research, policy research serta menjadi Global Platform Energy,” ujar Budi lewat keterangan tertulisnya, Jum'at (13/11).
Menurut Budi, energi memberikan dampak yang sangat besar dalam peradaban manusia, sehingga transisi energi juga akan memberikan dampak yang masif pada peradaban manusia.
“Dalam transisi ini tentunya ada negara atau perusahaan yang survive dan kalah, harapan saya Pertamina dan PLN menjadi perusahaan yang survive dalam transisi energi ini,” imbuhnya.
Budi berharap, Pertamina dan PLN dapat melaksanakan studi bersama serta mempertajam organisasi yang dibentuk dengan memperhatikan isu-isu terkini di transisi energi dan transformasi serta digitalisasi energi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bilang, IEEI diharapkan dapat memberikan lebih banyak pemikiran untuk transisi energi ke depan. Apalagi, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transisi energi global sedemikian cepat.
"Sehingga Pertamina dan PLN sebagai garda terdepan dalam energi harus bergerak bersama untuk menjawab tantangan ini demi mencapai Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability, dan Sustainability untuk memenuhi kedaulatan energi nasional,” ujar Nicke.
Di tahap awal, Pertamina dan PLN akan masuk dalam riset dan teknologi, mengingat saat ini Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah namun terbatas dalam teknologi.
Baca Juga: Pertamina mengejar target BBM Satu Harga di 55 daerah
“Diharapkan IEEI ini dapat memberikan advokasi untuk pemerintahan kita dan ke depannya dapat menjadi advokasi di dunia internasional,” imbuh Nicke.
Menurut Nicke, Pertamina dan PLN dapat melanjutkan dan meningkatkan kerja sama yang selama ini telah berlangsung untuk kemandirian dan ketahanan energi nasional dan keberhasilan transisi dan transformasi energi.
“IEEI juga diharapkan bisa menjawab tantangan di Indonesia sendiri terkait kondisi energi yang memerlukan kerja sama dan pemikiran menyeluruh dari semua pihak, maka diperlukan suatu organisasi yang dapat menyumbangkan pemikirannya untuk menjawab semua tantangan tersebut,” terang Nicke.
Lebih lanjut, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menegaskan bahwa pembentukan IEEI merupakan terobosan strategis bagi PLN dan Pertamina.
Nantinya, IEEI dapat berkontribusi bagi pengembangan sektor kelistrikan dan energi di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah dalam menjaga ketahanan energi.
“IEEI diharapkan dapat menjadi lembaga think tank yang menghasilkan report dan penelitian yang dapat memberikan kontribusi luas bagi pengembangan sektor listrik dan energi di Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga: Jelang akhir tahun, realisasi BBM satu harga baru capai 28 titik
Tim Kerja IEEI akan menyiapkan peta jalan dan rencana program kerja 10 tahun ke depan termasuk penyusunan energi outlook yang dapat menjadi quick wins untuk kedua perusahaan. Kegiatan-kegiatan IEEI tersebut direncanakan aktif di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam kesempatan yang sama Chairman Indonesian Institute Energy Economics, Prof. Subroto juga menyampaikan bahwa semua pihak yang terkait dalam pengelolaan energi harus bekerja secara inklusif, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, dan diharapkan IEEI ini dapat merangkul semua pihak untuk dapat bersinergi. “Kita harus bergotong royong dalam pengelolaan energi ini,” pungkasnya.
IEEI sendiri akan diisi oleh orang-orang ahli di bidang energi dan ketenagalistrikan yakni Nicke Widyawati (Dirut Pertamina), Zulkifli Zaini (Dirut PLN), Ego Syahrial (Sekjend Kementrian ESDM), Febrio Kacaribu (Kepala BKF), Prof. Dr. Satryo S. Brodjonegoro (Penasehat Khusus Menko Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri), Prof. Kuntoro Mangkusubroto, Dr. Widhyawan Prawiraatmadja dan Dr. Hardiv Situmeang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News