Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum sepenuhnya memberikan hak pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina pasca berakhirnya kontrak Total EP Indonesie di sana pada 2017 mendatang. Pasalnya, sampai saat ini proposal soal rencana Pertamina untuk mengelola blok gas itu juga belum diserahkan kepada Kementerian ESDM.
Informasi yang diperoleh KONTAN, sejak tahun 2010 data room mengenai Blok Mahakam sudah dibuka. Namun, Pertamina belum bisa menyimpulkan karakter Blok Mahakam. Alhasil, sulit bagi Pertamina membuat rencana strategis di sana. Saat ini produksi gas Blok Mahakam sekitar 1.700-1.800 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Apabila Pertamina tetap ngotot mengelola 100% Blok Mahakam, maka ancaman produksi gas di Blok Mahakam bisa anjlok. Perlu diketahui, produksi gas dari Blok Mahakam menopang 30% produksi gas nasional. Bila produksi turun, maka target dari lifting gas akan terus meleset. Padahal, ke depan gas adalah masa depan di saat produksi minyak turun terus.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina, Muhammad Husen menyangkal data room profil Blok Mahakam sudah dibuka sejak 2010. "Data room baru saja kami dibuka, kok, target kami tiga bulan selesai membuat proposal," imbuh dia kepada KONTAN, Selasa (25/11).
Kini, Pertamina sudah membentuk tim pembuatan proposal. Detailnya, pembuatan proposal itu bersinggungan dengan data teknik dan operasional. Husen menyebut, dari proposal tersebut akan diketahui keinginan Pertamina atas hak kelolaannya. "Intinya kami siap," tegas dia.
Dalam pengelolaan nantinya, Pertamina bakal menuruti keinginan pemerintah, bahwa Pertamina tidak akan mengelola 100% saham Blok Mahakam tetapi tetap menggandeng partner. "Tapi tetap kami jadi mayoritas," terang dia. Padahal sebelumnya Husen mendesak pemerintah memberikan 100% Blok Mahakam kepada Pertamina.
Husen menyatakan, meski tak mendapatkan hak pengelolaan 100%, nantinya Pertamina akan mendapatkan hak untuk melakukan swap dengan blok milik Total EP Indonesie di luar negeri. Namun, Pertamina masih akan melihat Blok Seperti apa yang akan diberikan Total EP. Manajemen akan mengkaji datanya agar mengetahui seperti apa nilai aset dan prospeknya.
Asal tahu saja, investasi yang dikeluarkan di Blok Mahakam oleh, Total EP dan Inpex mencapai Rp 25 triliun per tahun. Pertamina juga menyatakan tak gentar jika harus berinvestasi banyak di blok ini. "Masalah dana kami menyanggupi dan akan selalu kami siapkan," kata Husen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News