Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan status pengelolaan Blok Mahakam yang akan diberikan kepada PT Pertamina (Persero). Dan meminta kepada Pertamina untuk menggandeng Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderan (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin meminta, Pertamina tetap menggandeng operator sebelumnya, yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation setelah kepemilikan mayoritas saham diberikan kepada Pertamina.
Adapun untuk proses saat ini pemerintah sedang menunggu penawaran saham dari perusahaan migas BUMN pelat merah ini. Naryanto bilang, penawaran 100% dari Pertamina belum tentu disepkati.
“Pemerintah akan lihat dulu berapa penawaran dari Pertamina bisa 100% bisa 51%. Tapi yang pasti mereka harus menggandeng kontraktor sebelumnya,” ungkap dia ke KONTAN, Minggu (23/11)
Terkait alasan mengapa Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina, Naryanto bilang, bahwa sudah saatnya pemerintah mengedepankan kepentingan negara. Bahkan, pemerintah juga berharap Pertamina lebih mampu memaksimalkan transfer informasi dan teknologi guna memenuhi faktor fairness di industri hulu Migas.
Sementara itu, Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM, Widhyawan Wiraatmaja mengatakan, pengelolaan Blok Mahakam memiliki dua opsi. Diantaranya, dilakukan Pertamina sendiri atau bekerja sama dengan pengelola lama dengan skema yang menguntungkan bagi negara.
”Namun, Pertamina tetap menjadi mayoritas dan operator di Blok Mahakam,” kata dia dalam pesan singkatnya kepada KONTAN, Minggu (23/11). Ia menambahkan, kontrak resmi Blok Mahakam ke Pertamina akan segera disahkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said.
Terkait dengan ditunjuknya Pertamina perihal pengelolaan Blok Mahakam, di Kalimantan Timur, Plt Direktur Utama Pertamina, Muhammad Husen mengapresiasi sikap pemerintah terkait pemberian mayoritas kepemilikan saham kepada Pertamina
“Tujuannya, untuk menjaga produksi demi kepentingan negara. Dari target lifting migas sampai pendapatan negara,” tuturnya.
Perihal menggandeng pengelola yang lama, Pertamina akan melakukan kajian atas besaran hak pengelolaan saham yang akan diberikan kepada Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
Sebelumnya, Total E&P selalu mengeluarkan dana Rp 2,5 Trilun tiap tahunnya untuk pengembangan Blok Mahakam. Husen bilang, akan melakukan apapun demi peningkatan produksi Blok tersebut. “Tapi yang perlu dicatat dan saya sampaikan adalah Pertamina akan melaksanakan apa pun yang diputuskan pemerintah,” ujarnya.
Husen menegaskan, untuk itu pihaknya akan segera menyusun langkah-langkah yang memastikan kegiatan migas di Blok Mahakam tidak terganggu dan bisa meningkatkan produksi. "Kita segera siapkan langkah-langkah untuk peningkatan produksi Blok Mahakam,” tandas dia. Namun, Husen masih enggan berapa dana yang akan dikeluarkan untuk mengelola Blok Mahakam tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News