Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) pada 2017 senilai US$ 3 miliar atau setara Rp 39 triliun. Capex tersebut akan didanai dari project financing, export credit agency (ECA), reserve base lending untuk aset di luar negeri dan equity light instrument yang sudah ditawarkan ke investor yang berniat repatriasi.
Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani mengatakan, capex di bisnis hulu energi baru dan terbarukan di luar panas bumi diperkirakan mencapai sekitar US$ 1,5 miliar hingga 2019. Pihaknya juga tengah membangun terminal LNG terapung (FSRU) di Cilacap, Jateng berkapasitas 200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan target penyelesaian di tahun 2018.
Pada sektor transportasi, sebanyak 56 unit SPBG termasuk bergerak (MRU) di Jabodetabek, Palembang, Semarang, dan Balikpapan juga dalam pengelolaan Pertamina.
Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman mengatakan, Pertamina telah menyiapkan sejumlah strategi investasi dan pembiayaan di tengah turunnya harga migas dunia untuk menjaga ketahanan energi dalam negeri. Beberapa di antaranya adalah melakukan efisiensi, menurunkan beban pinjaman, dan memperluas basis investor.
"Fokus utama adalah efisiensi yang telah mendorong pertumbuhan laba bersih naik cukup tajam sekitar 100% dari tahun sebelumnya. Hingga kuartal III-2016 Pertamina telah melakukan efisiensi US$ 1,6 miliar," katanya.
Selain itu, lanjut Arif, Pertamina juga menurunkan posisi utang dari US$ 17,4 miliar menjadi US$ 11,6 miliar dengan cara menukar utang lama dengan pinjaman baru yang memiliki bunga lebih rendah.
(Kelik Dewanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News