Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) masih mengalami kesulitan dalam mengelola blok-blok terminasi sejak mendapatkan penugasan dari pemerintah pada 2017 lalu.
Hingga saat ini, Pertamina terhitung sudah mendapatkan 10 blok migas terminasi yang terdiri dari ONWJ, Mahakam, Tengah, Attaka, East Kalimantan, NSO, Sanga-sanga, Southeast Sumatera, Tuban, dan Ogan Komering.
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina, Meidawati mengatakan penurunan produksi migas di blok-blok terminasi tersebut karena tidak adanya investasi yang dikucurkan kontraktor lama dalam dua hingga tiga tahun sebelum terminasi. Makanya Pertamina masih butuh waktu untuk kembali meningkatkan produksi di blok-blok terminasi.
"Kadang-kadang lihat kenapa dikelola Pertamina menjadi turun? Saya klarifikasi, Kami perlu waktu. Saat dikelola kontraktor lama, dua tiga tahun sebelum terminasi sudah tidak investasi dan kami belum bisa masuk ke sana karena masih dikelola operator lama. Kecuali Blok Mahakam yang rencananya kami lakukan pemboran 19 sumur tapi itu pun dikerjakan hanya 13 sumur dan produksi sudah decline,"ungkap Meidawati pada Rabu (7/11).
Pertamina pun saat ini terus melengkapi data dan melakukan kajian agar bisa memperbaiki kinerja produksi di 10 blok terminasi tersebut. Pasalnya beberapa upaya yang dilakukan Pertamina sejauh ini belum berhasil mengembalikan produksi migas di blok terminasi.
"Seperti ONWJ, produksi dikelola jauh lebih tinggi saat terminasi, sekarang turun produksinya. Kami mau lihat lagi penyebab produksinya kenapa tidak kembali seperti semula. OSES (Southeast Sumatera) baru kami ambil September, pipanya harus diperbaiki, itu tidak mudah, makanya kami siapkan di tahun depan,"imbuh Meidawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News