Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Taufiq menginformasikan, satu ranging tools running memerlukan waktu sekitar dua hari pengerjaan. "Alhamdulillah karena deteksi awal sudah bagus, sudah bisa melewati 2 dari 19 (ranging). Semoga dengan akurasi deteksi tim drilling ini bisa kita lakukan lebih cepat," tutur Taufik.
Adapun, hingga Senin (26/8) pengeboran relief well di dekat sumur YYA-1 sudah sedalam 6.936 feet (2.114 meter). Angka itu setara dengan 76,8% dari target relief well yang ingin dicapai, yakni 9.030 feet (2.765 meter).
Baca Juga: Akan dilepas, PGAS akan perbaiki internal Saka Energi Indonesia
Taufiq bilang, ketika sumur yang mengalami kebocoran itu telah teratasi, pihaknya akan melakukan monitoring selama 2x24 jam untuk memastikan tidak akan ada lagi kebocoran. Setelah killing well teratasi, maka tumpahan minyak alias oil spill akan menjadi lebih mudah untuk dituntaskan.
Sementara, terkait dengan sebaran tumpahan minyak, Taufiq mengakui bahwa jumlah tumpahan belum berkurang secara signifikan. Ia mengatakan, jumlah tumpahan itu bervariatif dalam kisaran 600-700 barel per hari. Bahkan, pada tanggal 24 Agustus lalu, jumlahnya sempat mencapai 1.000 barel.
Untuk tumpahan yang berhasil dikumpulkan, Taufiq menjelaskan bahwa secara total, tumpahan minyak yang telah berhasil terkumpul di offshore mencapai 13.427 barel.
Baca Juga: Rencana penyesuaian harga gas sesuai koridor regulasi
"Data reservoar setiap hari produksi tidak pasti, dinamis. Poinnya adalah bagaimana semaksimal mungkin yg keluar dari sumur kita recover dari offshore," tandas Taufiq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News