Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina menyiapkan sejumlah strategi untuk terus memperbesar pendapatan dari sektor bisnis hijau secara bertahap hingga 2060 mendatang.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, Salyadi D. Saputra menyatakan, Indonesia saat ini memberikan perhatian lebih terhadap climate change, termasuk Pertamina.
“Kami melakukan upaya dekarbonisasi, yang dipetakan dalam roadmap dekarbonisasi yang terdiri dari dua pilar yaitu decarbonization dan new business building untuk renewable energy," ujarnya dalam keterangan resmi ketika menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Nikkei Forum 28th "Future of Asia", di Tokyo pada Jumat (26/5).
Baca Juga: Pertamina Geothermal Jajaki Kerja Sama dengan Jepang untuk Kembangkan Energi Hijau
Saat ini kontribusi revenue dari fossil fuel Pertamina masih sekitar 82%. Diharapkan dengan bisnis baru di bidang renewable, kontribusi pendapatan energi fosil dapat menurun menjadi 60% di tahun 2030 dan akan terus mengecil hingga 30%-35% di tahun 2060 mendatang. Artinya, di 2060 kontribusi pendapatan dari energi hijau bisa mencapai sekitar 65%-70% ke pendapatan Perusahaan.
Untuk aspek new business building, melalui subholdingnya, Pertamina berupaya mengeksplor sumber daya energi baru yang diharapkan dapat memberi lebih banyak kontribusi pendapatan.
Salyadi mengemukakan, Pertamina memiliki kewajiban untuk memastikan energi bagi masyarakat available (tersedia), affordable (terjangkau) dan reliable (dapat diandalkan). Hal Inilah yang perlu diseimbangkan, bagaimana menciptakan keamanan energi, juga melakukan konversi ke sumber-sumber energi bersih.
“Ini merupakan tantangan untuk kami, tapi kami telah mengidentifikasi apa saja yang bisa kami lakukan," jelas Salyadi.
Langkah dekarbonisasi bisnis dan efisiensi energi Pertamina, dilaksanakan melalui beberapa cara di antaranya pembangkit listrik ramah lingkungan, losses reduction, elektrifikasi armada, elektrifikasi peralatan statis, Carbon Capture Storage (CCS) dan low carbon fuel for fleets.
Adapun bisnis baru Pertamina meliputi Energi Terbarukan, EV charging and swapping, Hidrogen Biru/Hijau, Nature-Based Solutions, Baterai dan EV, Biofuel, CCS/CCUS terintegrasi, dan Carbon Market Business.
Baca Juga: Investasi Eksplorasi Hulu Migas Masih Menghadapi Sejumlah Tantangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News