Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Borneo bersama mitra Eni Peri Mahakam Ltd. dan PT Pertamina East Natuna melakukan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) Wilayah Kerja (WK) Peri Mahakam dan WK East Natuna di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Selasa (30/5).
Asal tahu, PT Pertamina Hulu Borneo dan PT Pertamina East Natuna merupakan afiliasi yang ditugaskan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) atas pengelolaan masing-masing WK tersebut.
Penandatanganan KKS WK Peri Mahakam dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Borneo, Chalid Said Salim dan Managing Director Eni Peri Mahakam Ltd., Roberto Daniele, sementara WK East Natuna ditandatangani oleh Direktur PT Pertamina East Natuna, Wisnu Hindadari. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mewakili Pemerintah dalam penandatanganan KKS tersebut.
Baca Juga: Pemerintah dan KKKS Teken Kontrak Bagi Hasil Tiga Blok Migas
Prosesi penandatanganan disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Migas, Tutuka Ariadji, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Noor Arifin Muhammad, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro, Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina Hulu Energi, Danar Dojoadhi, dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia, John Anis.
Kedua KKS tersebut akan berlaku selama 30 tahun dengan menggunakan skema Cost Recovery. Dirjen Migas meminta KKKS menjaga komitmennya dan berperan aktif mendukung kebutuhan energi nasional di masa mendatang. Tutuka juga menegaskan komitmen Pemerintah mendukung pengembangan migas nasional.
“Pemerintah Indonesia akan terus berupaya mendukung pengembangan kegiatan hulu migas dengan terus melakukan improvement dalam sistem pengelolaan migas sehingga dapat meningkatkan keyakinan investor dalam melakukan investasi,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (30/5).
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto juga menyatakan komitmen untuk mendukung percepatan strategi agar proyek berjalan tepat pada waktunya. "Saya siap untuk mendukung upaya mengelola blok yang hari ini kita tandatangani," ujar Dwi.
Pemerintah telah menetapkan PT Pertamina Hulu Borneo dengan kepemilikan 51% dan Eni Peri Mahakam Ltd. dengan kepemilikan 49% sebagai pengelola WK Peri Mahakam yang berlokasi di lepas pantai dan daratan Timur Kalimantan yang meliputi area seluas 7.414,43 km2 dengan total investasi Komitmen Pasti tiga tahun pertama masa eksplorasi sebesar US$ 7,2 juta.
Investasi ini meliputi kegiatan studi G&G, akuisisi dan processing 150 km2 data seismik 3D serta pengeboran satu sumur eksplorasi.
Sedangkan WK East Natuna akan dikelola 100% oleh PT Pertamina East Natuna. WK East Natuna terletak di offshore Laut Natuna dengan luas 10.484 km2. WK ini berada di wilayah perbatasan negara Indonesia-Malaysia-Vietnam.
Baca Juga: Kontrak Tiga Blok Migas Baru Diteken, Komitmen Investasi Tembus US$ 22,7 Juta
Pengelolaan WK East Natuna difokuskan pada eksplorasi minyak untuk mempercepat pengembangan lapangan di area batas negara dan pengembangan kawasan perbatasan.
Total investasi Komitmen Pasti tiga tahun pertama masa eksplorasi sebesar US$ 12,5juta yang meliputi kegiatan studi G&G, akuisisi dan processing 430 km2 data seismik 3D serta pengeboran satu sumur eksplorasi.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro menjelaskan bahwa penandatanganan WK Peri Mahakam dan WK East Natuna oleh afiliasi Pertamina Hulu Energi dengan SKK Migas merupakan sebuah pencapaian penting bagi Pertamina dalam upaya meningkatkan portofolio hulu perusahaan.
Menurut Wiko, amanah dari Pemerintah kepada Pertamina Hulu Energi untuk mengelola WK Peri Mahakam dan East Natuna akan memberikan value yang signifikan tidak hanya kepada perusahaan tapi juga kepada Pemerintah.
Pertamina berkomitmen menjadi accelerator eksplorasi di dalam negeri baik melalui eksplorasi di aset-aset eksisting, pelaksanaan Joint Study, maupun akuisisi WK baru. Dengan demikian, seiring peningkatan portofolio dan kinerja perusahaan yang semakin kuat akan terus meningkatkan nilai perusahaan
“Khusus untuk East Natuna, Pertamina Hulu Energi berkomitmen untuk menjadikan East Natuna sebagai aset strategis, tidak hanya untuk peningkatan ketersediaan sumber energi dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasional, namun juga untuk ikut serta menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," imbuh Wiko.
Pertamina Hulu Energi akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environment, Social, Governance (ESG), untuk mendukung target Pemerintah dalam mencapai produksi minyak 1 Juta Barrels of oil equivalent per day (BOPD) dan produksi gas 12 billion cubic feet per day (BCFD) pada tahun 2030.
Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Raih Skor 85,05 dalam Assessment Good Corporate Governance
Pertamina Hulu Energi telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.
Pertamina Hulu Energi akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri dengan operation excellent secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News