Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemungkinan bakal menyebabkan tingginya harga bahan baku obat dan produk farmasi. Maklum, hampir 90% lebih bahan baku masih didapat dari impor. Meski begitu, pemerintah masih optimistis industri farmasi tetap bisa tumbuh.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang merasa tak khawatir pelemahan rupiah akan berdampak pada pertumbuhan industri farmasi. "Sebab yang namanya persediaan obat tetap harus terpenuhi," ujarnya ditemui usai peresmian pameran farmasi, Selasa (27/3).
Permintaan obat-obatan yang tak pernah turun menjadi optimisme pemerintah bahwa industri ini masih terus berkembang. "Tahun lalu saja pangsa pasarnya sekitar Rp 72 triliun. Tiap tahunnya diprediksi bisa tumbuh 10% untuk produk farmasi saja," beber Linda.
Linda juga masih optimistis investasi di dalam negeri masih terus berlanjut dan tak goyah karena persoalan rupiah ini. "Investasi bisa bermacam-macam tapi saat ini lebih condong ke produksi yang added value-nya tinggi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News