kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Perum Damri tak ikut tender Transjakarta 2013


Kamis, 13 Februari 2014 / 18:05 WIB
Perum Damri tak ikut tender Transjakarta 2013
ILUSTRASI. Penurunan harga emas masih tertekan oleh penguatan dollar Amerika Serikat (AS). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nym.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bus Transjakarta yang baru datang dan dituding bermasalah bukan berasal dari Damri. Pasalnya, Perusahaan Umum milik negara PERUM Damri tak ikut tender pengadaan bus Transjakarta pada tahun 2013.

Direktur Utama Perum Damri Agus Suherman Subrata saat konferensi pers di kantornya, Kamis (13/2) menyatakan, pihaknya harus mengklarifikasi berita foto ataupun video terkait pemberitaan bus Transjakarta yang baru saja datang yang diduga bekas.

"Kami tak ikut tender pada 2013 (untuk pengadaan 2014), bus yang datang itu bukan dari kami. Jadi, berita foto atau video yang memuat bus kami itu salah. Gara-gara itu, kami dapat banyak telepon pertanyaan dari pelanggan, bank, dan lain-lain," kata Agus.

Agus bercerita, Damri saat ini memiliki posisi sebagai investor sekaligus operator untuk koridor 1 dan 8. Sementara, untuk koridor 11 Damri adalah operator.

Sebagai investor, pada awal 2013, Damri mendatangkan 66 bus Zong Tong asal China senilai Rp 221,1 miliar. Bus ini merupakan tender pada awal 2012 yang tiba secara bertahap pada Desember 2012 dan Januari 2013.

Menurutnya, dalam pengadaan bus ini, Damri menentukan sendiri spesikasi dan mengawasi betul proses produksi di China. Mesinnya menggunakan mesin buatan Doosan GL 11K (Korea), transmisi buatan Allison, articulater (sambungan) buatan Hubner dan AC buatan Songz.

Alasan Damri tak mau ikut tender pada 2013 karena perhitungan bisnis manajemen dilihat dari outlook ekonomi Indonesia dan global sangatlah jelek. Manajemen memproyeksi adanya rugi kurs.

"Terbukti kan saat pengaadaan tender kurs Rp 8.000, sekarang sudah Rp 12.000. Kalau kami ikut bisa dibayangkan berapa kerugian kurs kami," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×