Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Perum Perhutani berencana untuk membangun pabrik pengolahan getah pinus di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan kapasitas pengolahan getahnya 10.000 ton. Tak hanya itu saja, Perhutani juga bakal membikin produksi dalam bentuk gondorukem dan terpentinnya secara kumulatif sekitar 8.000 ton.
”Kita akan bangun satu pabrik saja dulu serta menggenjot produksi getahnya,” kata Direktur Pemasaran dan Industri Perum Perhutani Ahmad Fachrodji. Rendemen gondorukem dalam getah pinus itu sebesar 70% sedangkan terpentin 14%, sisanya limbah.
Hitung punya hitung, biaya investasi untuk pembangunan satu pabrik pengolahan ditaksir sekitar Rp 25 miliar.
Kini, Perhutani menggelindingkan feasibility study yang ditargetkan kelar akhir tahun ini. Dari serangkaian survei yang dilakukan oleh Tim Teknis Perum Perhutani bersama dengan Tim Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan, potensi hutan pinus yang bisa disadap seluas 41.950 hektare dengan volume produksi getah pinus yang dihasilkan kurang lebih 30.000 ton.
Selain itu, Perhutani juga mendatangkan penyadap terampilnya yang ada di Pulau Jawa. Hasil getahnya kemudian dibawa ke Pulau Jawa untuk diolah di Pabrik Perhutani dengan sistem layaknya jual beli biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News