Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Rencana perundingan awal antara tim negosiasi proyek Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) antara Pemerintah Indonesia dan Jepang yang dijadwalkan Jum'at (5/11) ini terancam mundur. Pasalnya saat ini keputusan presiden (keppres) mengenai penunjukan tim negosiasi belum juga dikeluarkan.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan meski sudah ditunjuk secara lisan oleh presiden, namun ia belum bisa bekerja tanpa ada surat keputusan resmi yang diberikan oleh presiden. "Pertemuan awalnya (negosiasi Inalum) saya tunda karena menunggu ada Keppres resmi soal penunjukan tim," ungkapnya di Jakarta Kamis (4/11).
Jum'at ini wakil Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri (Ministry of Economy Trade and Industry/METI) Jepang tetap akan datang dan akan ditemui oleh Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Agus Tjahayana. "Pertemuann untuk perundingannya tetap akan dilakukan pada November ini," ungkap Hidayat.
Seperti diketahui, rencananya dalam pertemuan awal antara Jepang dan Indonesia yang dilakukan di Jakarta ini untuk membahas persiapan perundingan. Meski tertunda, tapi Hidayat optimis Indonesia bisa melakukan perundingan dengan baik.
"Mudah-mudah perundingan ini dimenangkan oleh pihak indonesia untuk kepentingan nasional dan industri nasional tanpa harus gembar-gembor," ungkapnya.
Proyek Inalum adalah proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co.Ltd (NAA). Kerjasama ini dimulai sejak tahun 1975 dan akan berakhir pada 2013 . Saat ini, Pemerintah Indonesia menguasai saham Inalum sebesar 41,12%, sedangkan sisanya sebesar 58,88% dikuasai oleh NAA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News