kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Perusahaan Gas Negara (PGAS) Siapkan Strategi Hadapi Defisit Pasokan Gas


Kamis, 14 Agustus 2025 / 05:56 WIB
Perusahaan Gas Negara (PGAS) Siapkan Strategi Hadapi Defisit Pasokan Gas
ILUSTRASI. Pekerja memeriksa instalasi jaringan gas (jargas) rumah tangga yang dikembangkan Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (12/6/2025). PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyiapkan strategi untuk mengamankan pasokan di tengah penurunan produksi gas dari KKS.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyiapkan strategi untuk mengamankan pasokan di tengah penurunan produksi gas dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan keterbatasan jaringan infrastruktur.

Kenaikan permintaan pelanggan turut memperlebar kesenjangan antara pasokan dan konsumsi gas bumi. 

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengatakan, penurunan alami produksi atau natural decline di lapangan gas hulu menjadi faktor utama tergerusnya suplai.

Apalagi, PGN tidak memproduksi gas sendiri, sehingga sangat bergantung pada kinerja pemasok di hulu.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Hadapi Tantangan Pasokan Gas, Cek Rekomendasi Analis

“Apabila misalnya dari sisi hulu terjadi penurunan natural decline gitu ya, terus kemudian juga ada rencana-rencana operasional di hulu juga yang terganggu, pastinya itu akan juga memengaruhi dari pasokan gas yang ada,” kata Fajriyah di Jakarta, Rabu (13/8).

Fajriyah menuturkan, hambatan pasokan juga bersumber dari keterbatasan infrastruktur. Saat ini, pipa gas PGN baru menghubungkan wilayah Sumatra dan Jawa, sementara cadangan gas besar berada di kawasan timur Indonesia.

"Infrastruktur sampai saat ini kita masih dalam progres untuk memperluas jaringan-jaringan gas kita ke daerah lain,” katanya.

Untuk menutup celah pasokan, PGN memanfaatkan liquefied natural gas (LNG) yang diolah di fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung. Pemanfaatan LNG meningkat seiring keterbatasan suplai melalui pipa.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGN) Teken Perjanjian Jual Beli Gas dengan Inpex Masela

“Sekarang sudah semakin banyak [LNG] karena memang adanya keterbatasan pasokan dari gas pipa. Jadi, fasilitas kami untuk regasifikasi juga semakin meningkat gitu ya optimalisasinya,” ungkap Fajriyah.

 

Meski begitu, LNG tidak lepas dari tantangan harga. Proses regasifikasi menambah biaya, sehingga harga LNG cenderung lebih tinggi ketimbang gas pipa.

“Memang harga dari LNG itu juga lebih tinggi dari harga gas pipa, yaitu akhirnya memang menjadi salah satu hal yang memengaruhi harga gas secara umum di industri,” jelasnya.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Tebar Dividen Tunai US$ 271,5 Juta, Cek Jadwalnya

Selain menggenjot LNG, PGN intensif berkomunikasi dengan KKKS untuk memastikan ketersediaan pasokan. Pertemuan rutin dilakukan, baik langsung dengan pemasok maupun melalui pemerintah.


Video Terkait



TERBARU

[X]
×