Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen beton pracetak masih harus bekerja keras berburu kontrak baru di sisa tiga bulan terakhir 2018 ini guna bisa mencapai target yang sudah mereka tetapkan hingga penghujung tahun. Pasalnya, capaian kontrak baru sepanjang Januari-September masih jauh dari target.
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) misalnya, baru berhasil mengantongi kontrak baru Rp 4,3 triliun hingga akhir September 2018. Capaian itu 51,8% dari target perusahaan sebesar Rp 8,3 triliun di tahun ini.
Padahal target WSBP ini sudah mengalami revisi. Di awal tahun, sebetulnya mereka memasang target lebih tinggi yaitu Rp 11,52 triliun. Namun, diputuskan turun karena kebijakan induk yakni Waskita Karya menunda pekerjaan investasi, khususnya proyek jalan tol. Selama ini, kontribusi grup masih mendominasi untuk capaian kontrak baru perusahaan.
Adapun PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) telah mengantongi kontrak anyar Rp 5,04 triliun selama Januari-September. Pencapaian ini sekitar 67,2% dari target perusahaan tahun ini yakni Rp 7,5 triliun.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton Yuherni Sisdwi mengatakan, sebagian besar kontrak anyar itu masih disumbang dari proyek swasta dengan konstribusi 39,56%. Disusul dari grup WIKA sebesar 32,98%." Sedangkan pemerintah dan BUMN hanya menyumbang masing-masing 5,81% dan 21,65%," kata Yuherni pada Kontan.co.id, Selasa (2/10).
Dari sisi jenis proyek, infrastruktur berkontribusi paling besar terhadap kontrak baru WTON dengan menyumbang 69,66%. Lalu dari sektor energi berkontribusi 21,79%, industri 2,78%, properti 5,04%, dan tambang 0,51%.
Adapun kontrak-kontrak besar yang sudah didapat WTON diantaranya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Seksi I Rp 803,76 miliar, Dermaga Kijing Mempawah Rp 430,57 miliar, Dermaga KBN Marunda Rp 226,69 miliar, Tol Kunciran-Cengkareng Rp 223,98 miliar, Pengaman Muara Sungai Ijo Kebumen Rp 115,59 miliar, Box Girder MBK Rp 109,85 miliar, Gudang PLTGU Tambak Lorok Rp 103,24 miliar, Fly Over Laming Gresik Rp 48,8 miliar dan lain-lain.
Sementara, kontrak baru WSBP masih didominasi oleh internal grup. Ratna Ningrum, Sekretaris Perusahaan WSBP mengatakan kontrak baru yang mereka dapat di kuartal III saja bersadal dari empat proyek yakni Tol Cimanggis-Cibitung, Tol Cibitung-Cilincing, Adendum Proyek Bocimi, dan Proyek Pertamina Balikpapan.
Meskipun kontrak baru WSBP baru sekitar separuh dari target, namun kondisi kas perusahaan terus bertambah dengan meningkatnya peberimaan termin atau pembayaran proyek yang mereka garap. "Sampai akhir September, penerimaan termin telah mencapai Rp 7,15 triliun," kata Ratna.
Penerimaan ini berasal dari proyek Jalan Tol Pemalang-Batang, proyek Jalan Tol Batang-Semarang, Proyek Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung, proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) dan proyek lainnya.
Sementara PT PP Urban tidak terlalu gencar membidik kontrak baru tahun ini. Sebab, perusahaan memang hanya ingin memnfokuskan diri untuk menopang bisnis induknya. Tahun ini, perusahaan hanya membidik penjualan dari precast Rp 600 miliar.
"Jadi precast kami ini pada prinsipnya untuk menyokong proyek-proyek kami dan induk saja. Saat ini, 85% penjualan kami masih dari internal grup." kata Nugroho Agung, Direktur Utama PP Urban.
PP Urban tidak ingin ekpansif di bisnis precast karean sudah banyak pemain-pemain besar lain yang berebut pasar saat ini. Menurut Nugroho, kapasitas produksi perusahaan-perusahaan yang ada sudah sangat besar. Sehingga PP Urban akan memilih untuk menggenjot pengembangan bisnis properti dan jasa konstruksi saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News