kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Peserta festival kuliner merengguk untung berlipat di JFFF 2011


Rabu, 18 Mei 2011 / 17:03 WIB
Peserta festival kuliner merengguk untung berlipat di JFFF 2011
ILUSTRASI. Soal dan jawaban TVRI SMA, Jumat 7 Agustus: Tips mengatasi bosan saat belaja. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/agr/aww.


Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Jakarta Food and Fashion Festival (JFFF) Kelapa Gading ternyata membikin kantong sejumlah peserta Kampoeng Tempo Doeloe menebal. Betapa tidak, omzet yang diperoleh kali ini terkerek naik ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Stan Putu Bambu Medan, misalnya. Penjual kue berbahan tepung beras itu mereguk omzet Rp 5 juta dalam sehari. Yuniar, si empunya usaha, bilang pada 2010 dan 2009 sekitar Rp 3 juta dan paling tinggi Rp 4 juta. "Baru 3 hari berjalan padahal. Pengunjung makin ramai," aku Yuniar, Rabu (18/5).

Ini tahun kelima Putu Bambu Medan ikut serta JFFF. Pada 2011 ini JF3 berusia sewindu. Diakui Yuniar dekorasi kali ini lebih oke dibandingkan yang lalu-lalu. Posisi gerai di paling pinggir, menurut Yuniar, mendukung naiknya pengunjung diikuti omzet.

"Kami jual kue Rp 2.500 sepotong, sama dengan tahun lalu. Sempat ingin Rp 3.000, tapi rasanya terlalu mahal, pelanggan bisa lari," beber Yuniar. Putu Bambu Medan sendiri sudah berusia 15 tahun.

Pengakuan seirama diungkap Acen, bos Es Buah Acen Pluit. Kendati Es Super Kombinasi dibanderol Rp 23.000 per porsi, tapi pembeli tetap ramai. Dalam JFFF kali ini Acen mengaku meraih omzet Rp 8 juta per hari, kenaikannya 60% dari tahun lalu. "Kami untung minimal 10% dari omzet," aku Acen.

Es Buah Acen sudah 6 kali mengikuti JFFF. Tahun lalu omzet diraih berkisar Rp 5 juta sampai Rp 6 juta sehari. Sedangkan 2009, sekitar Rp 5 juta per hari. Adapun menu lain yang ditawarkan misalnya Es Mutiara Buah dan Es Sarang Burung. Kedua opsi favorit tersebut dibanderol Rp 18.000 per mangkuk.

Petojo Sari tak mau kalah. Berbekal menu andalan Nasi Peda dan Nasi Ayam Bakar, pengusaha makanan katering itu bisa mendapat omzet Rp 10 juta sehari. Sari, pemilik, bilang peraihan itu naik 30% dari tahun lalu di Kampoeng Tempo Doeloe.

"Pengunjung sangat bagus, omzet ikut bagus, menu kami dikreasikan, makanya makin populer dan dicari pelanggan. Pada akhir pekan omzet bisa naik 3 kali lipat," kata Sari, berpromosi.

JFFF sendiri merupakan besutan pengembang PT Summarecon Agung, Tbk, dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Menurut Chairman JFFF, Sugianto Nagaria, perhelatan bertujuan memadukan budaya lokal dengan internasional.

Melengkapi itu Wine and Cheese kembali dihadirkan di areal Multi Purpose Hall, La Piazza, Kelapa Gading. Tahun ini tiket masuknya dipatok Rp 25.000 per orang. Pengunjung disuguhi anggur dan keju dari Australia, Amerika, Argentina, Chili, Italia, Jerman, Kanada, New Zealand, Prancis, Portugal, South Africa, dan tuan rumah, Indonesia.

Summarecon menargetkan tahun ini peningkatan pengunjung minimal 10% dari tahun lalu yang sebanyak 2,7 juta pengunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×