Reporter: Muhammad Yazid, Azis Husaini, Yudho Winarto | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) ingin menjadi pelopor peningkatan nilai tambah di dalam negeri lewat kegiatan pengolahan peningkatan mutu kualitas batubara alias upgrading coal. Kalau tidak ada aral melintang, perusahaan ini siap mengoperasikan pabrik upgrading coal mulai kuartal-IV 2014 ini.
Jeffrey Mulyono, Presiden Direktur Pesona Khatulistiwa Nusantara, mengatakan, sekarang ini perusahaannya tengah menuntaskan pembangunan pabrik tersebut. Targetnya, proyek ini akan tuntas dan beroperasi mulai akhir tahun ini. "Kami menyiapkan investasi sekitar US$ 7,5 juta. Kami mendatangkan teknologi upgrading yang sudah terbukti dan murah dari China," kata dia, Kamis (27/3).
Pesona Khatulistiwa merupakan perusahaan pemegang konsesi perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) yang memiliki luas areal 21.875 hektare (ha) di Bulungan, Kalimantan Timur. Umumnya kualitas batubara di areal tambang berkalori rendah, yakni mencapai 3.200 kkal/kg.
Menurut Jeffrey, pihaknya mendukung rencana kebijakan pemerintah yang mendorong pengusaha tambang menggelar kegiatan pengolahan batubara. "Karena itu, kami mulai mengembangkan teknologi upgrading. Ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan menambang," ujar dia.
Jeffrey mencontohkan, pabrik upgrading milik Pesona memerlukan bahan baku batubara berkalori 3.200 kkal/kg mencapai 1,2 juta ton per tahun. Proses pengolahan tersebut menghasilkan batubara dengan kualitas 5.000 kkal/kg dengan jumlah volume mencapai 700.000 ton per tahun.
Sekarang ini, harga batubara kualitas 3.200 kkal/kg mencapai kurang dari US$ 20 per ton. Alhasil, apabila perusahaannya menjual batubara tersebut, jumlah pemasukan hanya mencapai US$ 24 juta.
Namun, harga batubara kalori 5.000 kkal/kg sekarang ini mencapai US$ 55 per ton. Dengan begitu, potensi pemasukan perusahaan dapat meningkat menjadi US$ 38,5 juta. "Naiknya tinggi, bisa mencapai US$ 30 hingga US$ 35 per ton. Meskipun belum dikurangi ongkos produksi, upgrading masih tetap ekonomis," ujar Jeffrey.
Selain Pesona, PT Adaro Energy Tbk juga sudah memiliki mesin pencampuran batubara (coal blending). Menurut Corporate Secretary Adaro, Devindra Ratzarwin, pihaknya sudah memiliki anak usaha bernama PT Indonesia Bulk Terminal yang menaungi bisnis blending coal.
"Jadi, bisnisnya itu kalau ada konsumen mau batubara kalori 4.500 kkal/kg. Konsumen tinggal pesan saja, misalnya 60% dari tambang A yang kalorinya 5.000 kkal/kg dan dari tambang B dengan kalori 3.000 kkal/kg. Setelah di-blending maka jadi batubara berkalori 4.500 kkal/ kg," kata dia beberapa waktu lalu.
PKN produksi 4,7 juta
Selain menggeber pembangunan pabrik tersebut, Pesona Khatulistiwa, kata Jeffrey, tahun ini juga berencana meningkatkan produksi sebesar 4,4% menjadi 4,7 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari realisasi produksi tahun 2013 lalu yang sebesar 4,5 juta ton. Sebagian besar produksinya diekspor ke China dan India.
Jeffrey bilang, dari total volume produksi itu, sebanyak 1,2 juta ton termasuk untuk kebutuhan pabrik upgrading. "Namun, untuk hasil produksi upgrading, kami belum melakukan perjanjian jual beli," imbuhnya. Asal tahu saja, pada tahun 2014 ini, Pesona Khatulistiwa mendapatkan kuota penjualan batubara di pasar domestik yang mencapai 1,24 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News