Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Persaingan di industri otomotif membuat laba bersih PT Tunas Ridean Tbk tak mentereng. Tahun lalu, perusahaan yang melantai di bursa berkode saham TURI mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 26,76% dibandingkan dengan tahun 2012.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada 2012, Tunas Ridean berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 420,01 miliar. Namun, di akhir 2013, laba bersih perusahaan itu hanya Rp 307,61 miliar. "Persaingan begitu ketat sehingga berdampak pada margin penjualan kendaraan," ujar Rico Setiawan, Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk pada KONTAN, Selasa (8/4).
Tak cuma persaingan, kenaikan upah karyawan ikut menggerus laba bersih Tunas Ridean. Walaupun pendapatan tahun lalu meningkat 10,54% menjadi Rp 11,01 triliun dibandingkan 2012, tapi beban penjualan naik berdampak terhadap laba bersih.
Tahun lalu, beban pokok pendapatan perusahaan ini meningkat 12,94% menjadi Rp 10,30 triliun. Sedangkan beban pokok pendapatan tahun 2012 hanya Rp 9,12 triliun.
Di antara laba grup, sektor yang paling drastis penurunannya adalah otomotif. Di tahun lalu, laba sektor otomotif turun 42% menjadi Rp 195 miliar bila dibandingkan tahun 2012. Padahal, perusahaan ini mencatatkan kenaikan penjualan kendaraan bermotor 12,98% pada tahun 2013. Penyebabnya, perusahaan gencar menggelar pesta diskon kendaraan.
Di 2012, total potongan penjualan Tunas Ridean hanya Rp 492,56 miliar. Nah, tahun 2013, potongan penjualan naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 869,58 miliar. Selain otomotif, laba Tunas rental juga turun 12% menjadi Rp 26 miliar pada tahun 2013.
Menambah showroom
Menurut Rico, tahun ini, bisnis otomotif tak banyak berubah dari tahun lalu. Ia memperkirakan, laba bersih perusahaan di 2014 akan stagnan seperti tahun 2013.
Sementara untuk pendapatan, manajemen masih optimistis bisa tumbuh 10% dari tahun lalu. Artinya, sampai akhir tahun ini, pendapatan Tunas Ridean bisa mencapai Rp 12,11 triliun. "Pendukung penjualan naik karena ekonomi tumbuh positif. Pasarnya masih bagus, apalagi ada mobil murah (LCGC)," ujar Rico.
Guna mendongkrak penjualan, Tunas Ridean berencana menambah showroom baru tahun ini. Tapi, Rico belum tahu berapa jumlahnya. Alasannya, masih harus menunggu keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Tahun ini, Tunas Ridean mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 300 miliar. "Sebagian untuk membeli armada yang akan disewakan dan pembangunan showroom," kata Rico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News