kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Petani garam khawatirkan kuota impor terlalu besar


Rabu, 31 Januari 2018 / 22:25 WIB
Petani garam khawatirkan kuota impor terlalu besar
ILUSTRASI. PRODUKSI GARAM


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani garam masih mengkhawatirkan kuota impor garam industri. Pasalnya kuota impor tersebut dinilai terlalu besar sehingga dapat mengganggu garam petani.

Walaupun Kementerian Perdagangan (Kemdag) baru memberi izin impor sebesar 2,37 juta ton, tetapi petani menilai jumlah tersebut akan terus bertambah. Pasalnya, kuota impor garam industri yang ditetapkan sebesar 3,7 juta ton.

"Petani sangat khawatir karena bisa akhirnya impor 3,7 juta ton," ujar Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Jakfar Sodikin kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).

Besarnya kuota impor garam akan membuat industri lebih memilih menggunakan garam impor. Hal tersebut dikarenakan harga garam impor lebih murah.

Jakfar bilang garam impor dari Australia bisa dibeli dengan harga Rp 650 per kilogram (kg). Harga tersebut diungkapkan Jakfar sudah ditambah dengan pengiriman hingga gudang.

Sementara untuk garam dari India harganya bisa mencapai Rp 400 per kg. Padahal Jakfar bilang kualitas garam dari India tidak berbeda jauh dengan garam petani Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×