Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setahun terakhir, harga jual tembakau tingkat petani terus mengalami kenaikan. Bahkan tahun lalu harga jual tembakau lokal mencapai Rp 80.000 per kilogram (kg) hingga Rp 100.000 per kg. Kenaikan harga tembakau ini membuat petani gelisah.
Abdus Setiawan, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia mengatakan, harga jual tembakau lokal setahun terakhir memang tinggi. Namun harga tinggi tak lantas membuat petani bergembira. Sebab, tembakau impor asal China semakin membanjiri.
Padahal kata Abdus, harga yang tinggi terjadi karena perbedaan kualitas tembakau setiap daerah tanaman berbeda-beda. Sementara itu, petani yang ingin jual tembakau ditolak oleh perusahaan-perusahaan rokok.
"Alasan mereka gudang penuh karena stoknya banyak. Tapi stok itu mungkin berasal dari tembakau impor. Perusahaan rokok lebih suka beli tembakau impor asal Tiongkok. Karena lebih murah dan packaging juga rapih," kata Abdus, Kamis (29/1).
Oleh karena itu, Abdus mengusulkan agar pemerintah segera menghentikan impor tembakau. Atau paling tidak membatasi impor tembakau. Jika tahun lalu impor tembakau sebesar 120.000 ton maka dikurangi sampai 100.000 ton.
Sementara kebutuhan tembakau nasional mencapai 330.000 ton diyakini Abdus mampu dipenuhi oleh petani tembakau lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News