kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Petani sawit tak perlu takut efek moratorium


Rabu, 27 Juli 2016 / 10:17 WIB
Petani sawit tak perlu takut efek moratorium


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Upaya pemerintah melakukan moratorium lahan sawit menuai pro dan kontra. Kendati begitu, pemerintah meyakinkan para petani kalau moratorium ini akan lebih berkeadilan bagi petani. Pemerintah menjanjikan, sambil melakukan moratorium bagi semua kebun petani yang produktivitasnya rendah akan dilakukan replanting seluruhnya.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir meminta para petani sawit tidak perlu khawatir produksi akan menurun akibat moratorium. Menurutnya, Indonesia sudah memiliki kebun kelapa sawit paling luas di dunia. Tidak ada negara lain yang sanggup memiliki lahan sebesar itu.

Untuk saat ini, lebih baik fokus pada peningkatan produktviitas. Sekarang yang harus diwaspadai adalah Ghana, Pantai Gading yang mulai menebang kakao diganti dengan kelapa sawit.

Luas lahan yang dimiliki pengusaha sudah cukup besar karena selama ini terus ekspansi. BUMN memprihatinkan karena sampai sekarang masih stagnan. Sedang kebun kelapa sawit rakyat harus ditingkatkan produktivitasnya.

Gamal juga minta Badan Pengeloa Dana Perkebunan Sawit (BPDPS) untuk mengubah mindsetnya, dari selama ini yang banyak membiayai biodiesel dengan mengalihkannya pada petani. “Seharusnya dana untuk petani kelapa saMt jauh lebih besar," ujar Gamal, Rabu (27/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×