kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Petani tembakau Pemekasan khawatir serbuan impor


Minggu, 01 Februari 2015 / 20:27 WIB
Petani tembakau Pemekasan khawatir serbuan impor
ILUSTRASI. Kapal selam nuklir Rusia, Kazan. Rusia Akan Lengkapi Kapal Selam Nuklir Terbarunya dengan Rudal Hipersonik


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Petani tembakau di Jawa Timur khawatir serbuan tembakau impor asal China menurunkan harga jual produksi mereka. Tidak hanya menghadapi serbuan tembakau impor, petani tembakau juga dihadapkan pada kenaikan cukai rokok pada awal tahun ini.

Petani Tembakau asal Pamekasan Jawa Timur, Samukrah mengatakan, pemerintah tidak pernah terbuka akan kebutuhan tembakau nasional. Selama ini, impor tembakau dibuka dengan alasan produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan perusahaan rokok. Padahal sebenarnya impor dilakukan untuk meredam harga tembakau lokal yang tinggi.

Menurut Samukrah, harga tinggi karena kualitas tembakau lokal bagus. Setiap daerah yang menghasilkan tembakau memiliki rasa dan aroma berbeda. Seharusnya kondisi ini menjadi keunggulan tembakau Indonesia.

"Kenaikan cukai rokok dan tingginya harga tembakau lokal membuat perusahaan rokok serba salah. Mereka ingin menekan ongkos produksi dengan mencari tembakau murah. Jadi pilihannnya tembakau dari Tiongkok," kata Samukrah, Minggu (15/7).

Harga jual tembakau di tingkat petani saat ini di Pamekasan berkisar Rp 45.000 per kilogram (kg) sampai Rp 55.000 per kg. Harga jual tersebut terbilang tinggi karena petani masih mendapatkan margin sekitar 20%- 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×