kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Peternak Khawatirkan Penurunan Harga Sapi Hidup


Senin, 17 Mei 2010 / 10:00 WIB
Peternak Khawatirkan Penurunan Harga Sapi Hidup


Reporter: Amailia Putri Hasniawati |

JAKARTA. Anjloknya harga sapi di pasar internasional tersebut tak urung berimbas pada harga jual sapi di dalam negeri yang ikut turun antara 21%-25%.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediana bilang, harga sapi siap potong saat ini turun Rp 1,5 juta-Rp 1,7 juta per ekor. Jadi, harga seekor sapi yang beratnya Rp 350 kg yang dalam kondisi normal sekitar Rp 7 juta, kini turun menjadi Rp 5,5 juta Rp 5,2 juta. Dus, harga sapi lokal hidup perkilo sekarang ini hanya Rp 20.000 hingga Rp 21.000 per kilogram.

Toh, penurunan harga sapi hidup tetap membuat para peternak sapi lokal khawatir. Makanya mereka berharap pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, tanggap. "Pemerintah harusnya tahu berapa supply dan demand sapi di dalam negeri. Lalu mengapa pasokan bisa sampai berlebihan?" gugat Teguh. Ia menilai, pemerintah tidak teliti memperhitungkan volume kebutuhan yang sebenarnya di dalam negeri. Padahal, sebagai patokan sudah ada data bahwa impor sapi bakalan tahun lalu hanya 678.000 ekor.

Meski harga sapi hidup sudah turun cukup banyak, tapi sejauh ini belum ada dampaknya pada penurunan harga daging di tingkat konsumen.

Ketergantungan kita pada daging dan sapi masih besar. Tahun ini diperkirakan 21% kebutuhan daging nasional dipenuhi impor. Kementerian Pertanian menargetkan tahun 2014 porsi daging impor tinggal 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×