Reporter: Putri Kartika Sinaga | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) resmi dibubarkan. Keputusan ini akhirnya diambil setelah Pertamina diberi kebebasan oleh pemerintah dalam mengambil langkah. Untuk kelanjutannya, pemerintah juga segera meminta Pertamina untuk melakukan proses investigatif terhadap Petral.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan dalam tiga bulan ini telah terjadi perubahan manajemen di Petral yang juga mengubah pola kerjanya. Sekarang Integrated Supply Chain (ISC) melakukan direct deal atau tender langsung dengan pemasok, dan Petral tidak lagi menjadi single buyer.
"Jika sebelumnya ISC melakukan pembelian melalui Petral, sekarang sudah bisa langsung," kata Sudirman saat konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (15/5).
Tak hanya itu, Petral juga melakukan price built up yang membuat Petral bisa mendapatkan diskon signifikan. Yang tadinya setiap harinya Petral hanya bisa memberikan diskon sebanyak US$ 25- US$ 40 sen, setelah perubahan manajemen ini Petral bisa mendapat diskon hingga US$ 1- US$ 1,5.
"Dari sini kita bisa melihat bahwa ruang efisiensi masih lebar. Selain itu, sekarang kita tahu kesempatan diskon yang ada selama ini tidak dimanfaatkan secara korporasi, tidak tahu uangnya ke mana. Nah ini harus jadi subjek investigasi," lanjutnya.
Tak hanya Petral yang mendapat keuntungan, Sudirman juga memperoleh laporan dari Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto bahwa dalam tiga bulan terakhir ini ISC sudah hemat US$22 juta atau sekitar Rp 285 miliar. Dari jumlah tersebut pendapatan yang didapat Pertamina setelah melakukan perubahan manajemen mencapai US$ 98 juta.
"Bisa dibuktikan Pertamina bekerja lebih baik dan profesional ketika diurus oleh orang-orang yang tidak punya kepentingan, berintegritas, dan kredibel," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News