Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhitung Rabu (13/5) akhirnya memutuskan proses penghentian operasi atau pengambilalihan kegiatan anak usaha PT Pertamina, yakni Petral Group. Selanjutnya pemerintah akan melikuidasi perusahaan yang ada dalam Petral Group tersebut. Di antaranya, Zambesi Investement Limited dan Pertamina Energi Services (PES).
Adapun salah satu tugas Petral untuk ekspor dan impor minyak mentah untuk kilang akan sepenuhnya dijalankan oleh Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina. Pada saat yang sama, Pertamina juga akan merampungkan perbaikan tata kelola dan proses bisnis yang dijalankan oleh ISC.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, sejak Januari 2015, Pertamina telah memusatkan proses bisnis pengadaan minyak dan produk minyak kepada ISC. "Sejalan dengan itu, manajemen Pertamina berpandangan bahwa peran Petral Group tidak lagi signifikan dan material bagi Pertamina," terang Dwi, Rabu (13/5).
Dengan keputusan melikuidasi tersebut, maka, segala hak dan kewajiban Petral Group yang masih ada akan dibereskan atau diambil alih oleh PT Pertamina. Aset-aset Petral Group nantinya juga dimasukkan sebagai bagian dari aset BUMN terbesar di Indonesia ini. "Aset Petral yang akan diambil alih senilai US$ 2,5 miliar," terangnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said bilang, rumor adanya pihak swasta sebagai pengganti peran Petral adalah syak wasangka. Adapun ide pembentukan anak usaha baru sebagai pengganti Petral juga dapat memperkeruh suasana. "Kalaupun ada, nanti kalau sudah beres," ujarnya.
Sementara menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, meskipun peran Petral dihentikan, namun, pemerintah akan tetap melakukan audit investigasi terhadap kinerja perusahaan ini. Pasalnya, ada dugaan beberapa penyelewengan yang sampai saat ini belum terungkap.
Rini juga meminta, proses audit investigasi tersebut dilakukan secara transparan dan segera dilaporkan kepada Kementerian BUMN. "Kami kasih kewenangan kepada penegak hukum untuk lakukan audit investigasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News