kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petronas Lihat Potensi Migas yang Melimpah di Indonesia Bagian Timur


Kamis, 27 Juli 2023 / 14:59 WIB
Petronas Lihat Potensi Migas yang Melimpah di Indonesia Bagian Timur


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TANGERANG SELATAN. Perusahaan asal Malaysia, Petronas melihat potensi bisnis minyak dan gas (migas) yang prospektif di Indonesia bagian Timur.  CEO Petronas Indonesia, Yuzaini Bin Md Yusof menjelaskan masih sedikit kegiatan eksplorasi di timur Indonesia. Maka itu perlu dieksplorasi lebih banyak lagi. 

“Dan ini menjadi salah satu peluang yang sangat penting bagi kita semua untuk melakukan banyak eksplorasi di kawasan ini,” jelasnya dalam IPA Convex 2023 pada sesi Special Topics “Capture High Potential Untapped Resources and Build a Competitive O&G Portofolio, Kamis (27/7). 

Mengutip data IHS 2023, Yuzaini menjelaskan, jumlah pemboran eksplorasi di Indonesia Timur masih jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia Barat. Namun secara volume, temuan cadangan migas di Indonesia bagian Timur lebih besar. 

Salah satu penemuan cadangan migas teranyar yang dilakukan Petronas ialah di Lapangan Hidayah yang merupakan bagian dari Wilayah Kerja North Madura II.  Di proyek ini Petronas Carigali North Madura II telah mengantongi rencana pengembangan lapangan pertama atau PoD I sejak awal tahun 2023. 

Baca Juga: PGN Targetkan Peningkatan Kontribusi Bisnis Hulu ke Hilir Sektor Gas Bumi

Berdasarkan data SKK Migas, lapangan ini diharapkan mulai berproduksi (on stream) pada awal 2027 dengan tingkat produksi di kisaran 8.973 barrel oil per day (BOPD). Adapun lapangan ini akan mencapai puncak produksinya pada 2033 dengan kisaran produksi 25.276 BOPD. Lapangan ini diperkirakan akan aktif berproduksi selama 15 tahun (2027-2041). 

Yuzaini menyebut untuk mengembangkan migas di Indonesia bagian Timur diperlukan berbagai inisiatif seperti penyediaan infrastruktur hingga akses pasar.  Menurutnya, infrastruktur di Indonesia Barat sudah cukup dikembangkan, khususnya pipa untuk menyalurkan gas. 

“Di bagian barat Indonesia infrastruktur sudah kuat dan terkoneksi dengan Singapura dan dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera bagian Utara,” ujarnya. 

Sedangkan di Indonesia Timur, penyaluran gas hanya dihubungkan dengan LNG dan pasarnya masih rendah karena industri besar di sana belum semasif di Indonesia bagian Barat. 

“Sehingga tantangannya masih besar untuk kami,” terangnya. 

Yuzaini mengungkapkan, untuk memonetisasi gas di bagian timur Indonesia dengan cepat, diperlukan melihat beberapa opsi teknologi lain seperti Floating LNG Modular. 

“Ini bisa menjadi upaya memonetisasi gas dengan cepat, ini bisa menjadi solusi fast track untuk lapangan tersebut, di mana ini bisa direlokasi ke giant field,” tandasnya. 

Tambah Portofolio di Indonesia

Asal tahu saja, saat ini, Petronas merupakan operator dari Kontrak Kerja Sama Ketapang, North Madura II, dan North Ketapang yang terletak di lepas pantai Jawa Timur. 

Petronas juga merupakan mitra dari enam Kontrak Kerja Sama lainnya yang terletak di daratan dan lepas pantai Sumatra, Laut Natuna, Jawa Timur, dan juga Indonesia Timur.  Yang terbaru, Petronas menambah portofolionya di Indonesia dengan masuk di Blok Masela bersama dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). 

Baca Juga: Lebih dari 70% Rencana Pengembangan Proyek Hulu Migas di Indonesia dari Gas Bumi

Anak perusahaan Petronas, Petronas Masela Sdn. Bhd. menandatangani Perjanjian Jual Beli (Sale Purchase Agreement/SPA) dengan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (Shell) untuk mengakuisisi 15% partisipasi interes dalam Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Masela (WK Masela). 

Salah satu alasan perusahaan asal Malaysia ini tertarik masuk ke Blok Masela ialah untuk menguatkan portofolio LNG globalnya. 

Akuisisi tersebut merupakan bagian dari penawaran bersama atau joint bidding antara Petronas Masela dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) di mana keduanya akan mengakuisisi seluruh partisipasi interes milik Shell sebesar 35% pada WK Masela. 




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×