Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) meminta PT PLN (Persero) untuk mempercepat jadwal operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ulubelu Unit 2 yang berlokasi di Lampung. Pasalnya, PGE yang bertanggung jawab di sektor hulu sudah siap mengalirkan uap sebesar 110 megawatt (MW).
Presiden Direktur Pertamina Geothermal Energy Slamet Riadhy mengatakan, PLN telah membangun sendiri PLTP Ulubelu unit 2 dan akan mulai beroperasi Desember tahun ini. “Tetapi kita sudah siap mengalirkan uap sampai 110 MW, jadi kita minta dipercepat menjadi Oktober,” kata dia. Apalagi, percepatan operasi tersebut juga bisa menekan angka subsidi listrik. PLTP Ulubelu itu akan memasok listrik ke Sumatera bagian Selatan.
Saat ini, PLN telah menyelesaikan pembangunan pembangkit Ulubelu unit 1. PGE juga telah mengalirkan uap ke pembangkit tersebut. Ulubelu Unit 1 ini sedang dalam tahap comissioning dan diharapkan mulai beroperasi secara komersial pada Agustus nanti. Sementara sisa uap sebesar 55 MW akan mengalir untuk unit 2.
“Untuk Ulubelu unit 1 dan 2, skema yang digunakan PGE mengebor uap kemudian menyalurkan uapnya ke PLN yang membangun PLTP,” jelas Slamet.
Namun, pada Ulubelu unit 3 dan 4, PGE sendiri yang akan menggarap dari hulu hingga hilir. Bahkan, PGE telah mendapat pinjaman lunak dari Bank Dunia US$ 300 juta. PGE juga sudah menerima dana hibah dari Pemerintah Selandia Baru US$ 6,9 juta. PGE akan menggunakan US$ 175 juta dari dana itu untuk menyelesaikan PLTP Ulubelu 3 dan 4.
Proyek lainnya
PGE juga akan mulai menggarap proyek panas bumi dari hulu ke hilir di wilayah kerja lain. PLTP yang direncanakan dibangun sendiri antara lain Karaha Bodas Unit 1 sebesar 30 MW dan Kamojang Unit 5 berkapasitas 30 MW.
“Kami targetkan, total kapasitas pembangkit panas bumi PGE mencapai 517 MW pada 2014,” ujar dia. Tambahan pembangkit tersebut berasal dari Karaha Unit 1 30 MW, Kamojang Unit 5 30 MW, dan Ulubelu Unit 3 55 MW.
PGE menargetkan total kapasitas pembangkit mereka akan terus bertambah hingga mencapai 2.000 MW pada 2017 nanti. Awalnya, pencapaian target tersebut baru akan bisa diwujudkan pada 2020. Namun, dengan pinjaman dana dan tenaga ahli, target itu dipercepat menjadi 2017.
Bantuan dana tersebut berasal dari penerusan pinjaman (subolan) pemerintah seperti Bank Dunia, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Saat ini, kapasitas terpasang pembangkit PGE sebesar 292 MW. Sementara, kapasitas terpasang nasional sebesar 1.226 MW. Padahal, potensi energi jenis ini di Indonesia diperkirakan mencapai 20.083 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News